ASTAGA..!! Uang Saku Jamaah Haji Mau Dipotong

- Minggu, 19 Januari 2020 | 13:01 WIB
ilustrasi
ilustrasi

JAKARTA– Usulan Kementerian Agama (Kemenag) memotong uang saku (living cost) jamaah haji mendapat penolakan dari DPR. Mereka meminta supaya uang saku jamaah tetap dipertahankan sebesar 1.500 riyal (Rp 5,4 juta). Tidak dipotong menjadi 1.000 riyal (Rp 3,6 juta) sebagaimana usulan Kemenag.

Ketua Panja BPIH sekaligus Wakil Ketua Komisi VIII DPR Marwan Dasopang mengatakan uang saku jamaah haji diminta untuk tetap 1.500 riyal. ’’Tapi pemerintah (mengusulkan, Red) menurunkan living cost. Itu bahaya. Jadi 1.000 riyal itu bahaya,’’ kata politisi dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.

Dia mengatakan salah satu kegunaan uang saku itu adalah untuk membayar uang dam haji tamatuk sebesar 400 riyal. Jika uang saku jamaah dipotong jadi 1.000 riyal, Marwan memperkirakan uang yang dipegang jamaah tinggal 500 riyal saja. Menurut dia uang itu menjadi sangat kecil untuk biaya hidup jamaah.

Marwan mengatakan rencana Kemenag menambah pemberian katering di Makkah sebanyak sepuluh kali, bukan berarti memotong uang saku jamaah. Seperti diketahui Kemenag bakal menambah sajian katering di Makkah dari 40 kali menjadi 50 kali.

Menurut Marwan pemberian tambahan katering itu penting. Sebab tahun lalu banyak jamaah yang mengeluh kelaparan karena susah mencari warung makan selam tiga hari menjelang Arafah. Kemudian jamaah mengatasinya dengan mengkonsumsi mie instan secara terus menerus. Menurut dia kondisi ini rentan membuat jamaah sakit.

Dia mengakui tahun ini penggunaan nilai manfaat atau hasil optimalisasi dana haji bakal membengkak. Sebab tahun ini berlaku kebijakan seluruh jamaah haji wajib membayar biaya visa haji. Besarannya adalah 300 riyal setiap jamaah. Berbeda dengan tahun lalu, biaya visa berlaku progresif bagi yang pernah berhaji.

Marwan menyampaikan sejumlah usulan supaya nilai manfaat pengelolaan haji tidak tersedot cukup banyak. Diantaranya adalah meminta harga tiket pesawat ditekan di bawah Rp 30 juta per orang. Marwan mengungkapkan saat ini maskapai mengusulkan harga rata-rata tiket pesawat Rp 30.184.939 ribu.

Dia mengatakan harga tiket pesawat terkait dengan kurs rupiah terhadap dolar (USD). Marwan mengatakan ketika nilai rupiah terhadap dolar Rp 14.000/USD, harga tiket penerbangan haji bisa Rp 29 juta. Nah saat ini ketika nilai rupiah terhadap dolar Rp 13.700-an, harusnya harga tiket pesawat bisa lebih murah lagi.

Direktur Pengelolaan Keuangan Haji Kemenag Maman Saepulloh mengatakan BPIH 2020 direncanakan disahkan awal Februari. Dia menjelaskan Kemenag mengusulkan katering di Makkah diberikan sebanyak 50 kali. ’’Maka untuk mengurangi biaya Bipih, rencana (uang saku, Red) akan disulkan menjadi 1.000 riyal. Tapi itu baru usul,’’ katanya. (wan)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Garuda Layani 9 Embarkasi, Saudia Airlines 5

Senin, 22 April 2024 | 08:17 WIB
X