TEHERAN– Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei membela tentaranya. Jumat (17/1) dia memimpin salat Jumat untuk kali pertama sejak Februari 2012. Dalam ceramahnya, pemimpin 80 tahun itu menegaskan bahwa penembakan pesawat Boeing 737-800 milik Ukraine International Airlines (UIA) Rabu (8/1) adalah tragedi yang pahit. Namun, di saat yang bersamaan, dia menuding ada pihak yang memanfaatkan kecelakaan tersebut agar penduduk lupa akan pengorbanan Mayjen Qasem Soleimani, komandan pasukan khusus Iran yang tewas pada Jumat (3/1) karena serangan drone AS di dekat Bandara Internasional Baghdad, Iraq.
”Para musuh kita merasa senang dengan kecelakaan pesawat itu sebesar rasa sedih kita,” ujar Khamenei seperti dikutip BBC. Menurut dia, para musuh Iran menggunakan kecelakaan sebagai alat untuk mempertanyakan kinerja pasukan bersenjata dan Garda Revolusi Iran. Pemerintah Iran menyeru penduduk agar turun ke jalan sebagai bentuk dukungan pada Garda Revolusi dan Pasukan Bersenjata Iran.
Salah tembak pesawat UIA yang menewaskan 176 orang itu memang menumbuhkan celaan di dalam dan luar negeri. Mayoritas adalah warga Iran dan Kanada. Penduduk mempertanyakan mengapa wilayah udara untuk penerbangan sipil tidak ditutup saat militer melakukan serangan balasan atas kematian Soleimani.
Serangan Iran ke pangkalan militer AS untuk membalas kematian Soleimani tak membuahkan hasil yang memuaskan. Tidak ada satu pun prajurit AS yang tewas. Washington sebelumnya mengeklaim bahwa tidak ada korban sama sekali dalam serangan itu. Namun, Kamis (16/1) AS memaparkan bahwa serangan Iran di pangkalan militer Al Asad telah membuat 11 tentara mengalami luka-luka. Mereka menderita tanda-tanda gegar otak. (sha/c10/sof)