Tingkat Kemiskinan di Balikpapan Turun Jadi 2,42 persen

- Minggu, 19 Januari 2020 | 12:53 WIB
Kawasan Manggar, Balikpapan. Tingkat kemiskinan di Balikpapan turun.
Kawasan Manggar, Balikpapan. Tingkat kemiskinan di Balikpapan turun.

 BALIKPAPAN – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat kemiskinan di Kota Minyak mengalami penurunan pada 2019. Di mana, tingkat kemiskinan di Balikpapan kini 2,42 persen atau 15.780 orang. Turun dari 2018, di mana tingkat kemiskinan sebesar 17 ribu.

Penurunan angka kemiskinan ini membuktikan bahwa pendapatan atau usaha masyarakat mulai meningkat. 

Kepala BPS Balikpapan Achmad Zaini menuturkan, kategori orang miskin adalah orang yang memiliki pendapatan di bawah garis kemiskinan atau kebutuhan dasar. Ada pun jenis pekerjaan yang sejauh ini masih memiliki pendapatan rendah. Terutama sektor informal seperti ojek, angkutan jasa dan barang di pasar, hingga asisten rumah tangga yang hanya kerja memasak atau tukang cuci. 

Rincian perhitungan yakni tingkat kedalaman kemiskinan (P1) sebesar 0,26 dan tingkat keparahan kemiskinan (P2) sebesar 0,06, dan batas garis kemiskinan per kapita sebesar Rp 572.108 per bulan. Jika dalam satu keluarga terdapat empat anggota rumah tangga, maka harus memiliki pendapatan minimal sebesar Rp 2.288.432.

Apabila mencapai nominal pendapatan tersebut, maka baru dikatakan tidak miskin. “Jika pendapatannya di bawah angka tersebut, berarti rumah tangga tersebut miskin sebanyak 4 orang,” ucapnya. Dia meyakini, Balikpapan masih masuk lima besar tingkat kemiskinan terendah dari 514 kabupaten/kota di Indonesia.

Berdasarkan pencapaian tingkat kemiskinan pada 2018 sebesar 2,6 persen, Balikpapan berada di urutan kelima. Sementara saat ini untuk di Kaltim, Balikpapan menempati posisi pertama sebagai kota dengan tingkat kemiskinan terendah. Kemudian disusul oleh Samarinda sebesar 4,62 persen dan Bontang sebesar 4,22 persen.

 “Ke depan usaha menurunkan angka kemiskinan ini relatif lebih berat. Kondisi penduduk miskin saat ini sudah sangat sedikit atau kecil hanya 2,42 persen,” tuturnya. Artinya penduduk miskin di Balikpapan dapat dikategorikan sangat miskin. Di mana posisi besaran pendapatan jauh dengan garis kemiskinan.

“Indeks Keparahan kemiskinan (P2) mendekati angka 0,06 yang berarti pendapatan rata-rata antar penduduk miskin tidak beda nyata atau kurang lebih saja,” imbuhnya. Zaini mengibaratkan pendapatan masyarakat Balikpapan seperti guci. Sebab banyak warga yang memiliki pendapatan di kelas menengah.

Penampakan bagian atas guci yang kecil mewakili orang kaya yang jumlahnya sedikit. Begitu pula bagian bawah mewakili warga yang tak mampu, jumlah tak besar. Namun bagian tengah guci yang melingkar besar mewakili warga yang menengah. Persentase warga berpenghasilan menengah ini hampir 80 persen.

“Program pengentasan kemiskinan ke depan lebih mengarah kepada bantuan modal dan pembinaan yang mengarah meningkatkan pendapatan rumah tangga miskin,” bebernya. Terutama yang sesuai dengan kondisi kegiatan ekonomi seperti bantuan teknis dan modal kerja bagi usaha pertanian. (gel/ms/k18)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Kerja Sama dengan SRC

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:49 WIB

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB
X