PADA 2020 okupansi hotel di Samarinda diprediksi meningkat 20 persen. Meskipun pada tahun ini akan ada dua hotel baru beroperasi, pelaku usaha optimistis tidak akan berebut pasar. Peningkatan pasti terjadi disebabkan banyak faktor. Salah satunya dipilihnya Kaltim sebagai ibu kota negara (IKN) yang baru.
Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Samarinda Wied Paramartha mengatakan, okupansi di Samarinda pasti akan meningkat tajam tahun ini. Pertama seluruh Indonesia tahu bahwa Kaltim dipilih sebagai IKN. Di daerah, sebagai pelaku usaha tentu harus mendukung itu. Samarinda jelas menjadi kota penyangga IKN.
“Sebab sejak diumumkannya Kaltim terpilih sejak semester 2 pada 2019, sampai semester pertama tahun ini peningkatan okupansi sudah sangat terasa,” katanya.
Dia menjelaskan, jika dibandingkan sebelum dipilihnya Kaltim menjadi IKN dengan sesudah peningkatan okupansi mencapai 10 persen. Peningkatan signifikan yang paling terasa berasal dari market corporate, dan government. Hotel-hotel yang memiliki meeting room cukup banyak, yang paling merasakan peningkatan okupansi.
“Sehingga tahun ini kami optimistis okupansi akan jauh lebih meningkat, kenaikan tingkat hunian tahun ini dibandingkan tahun lalu bisa mencapai 20 persen,” jelasnya.
Lebih dari 2.200 kamar yang tersedia di Samarinda, rata-rata okupansi hotel pada 2019 mencapai 60 persen, maka diprediksi pada 2020 bisa mencapai 80 persen. Menurutnya, harga kamar hotel di Samarinda dan Balikpapan saat ini sangat berbeda.
Di Balikpapan banyak hotel dengan fasilitas bintang 4 harga bintang 3. Kebanyakan tidak sesuai dengan harga seharusnya. Kota Tepian, masih memiliki harga masing-masing sesuai pasarnya. Di IHGMA selalu berusaha tidak merebut pasar orang lain.
“Kita bintang 4 harus punya harga sesuai, jangan mengambil harga lain. Sebab jika kita menurunkan harga, yang di bawah akan menurunkan harga juga. Ini yang membuat harga kamar hotel jatuh,” tuturnya.
Dia menjelaskan, Samarinda masih memiliki kode etik bisnis yang jelas, tidak berebut pasar. Sehingga meskipun ada hotel-hotel baru, tidak akan merasa tersaingi atau perang harga. “Sehingga kita optimistis pasar perhotelan di Samarinda masih sangat baik, dan terus meningkat pada 2020,” pungkasnya. (ctr/tom/k18)