TENGGARONG-Lama tak terdengar kabarnya, jalur pendekat Tenggarong menuju Bandara Aji Pangerang Tumenggung (APT) Pranoto Samarinda kembali diperjuangkan. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kukar akan membahasnya melalui musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) Kaltim mendatang.
Kepala Bappeda Kukar Wiyono mengatakan, pembangunan jalur alternatif dari Tenggarong menuju bandara baru Samarinda itu bakal berdampak besar. Tak hanya bagi Kukar, melainkan bagi Samarinda, Kutim, Kubar, bahkan Mahulu. Untuk masyarakat Samarinda yang terjebak banjir, nantinya bisa menggunakan jalur tersebut untuk menuju bandara. Lokasinya juga diyakini jauh dari titik rawan banjir.
“Saat ini diupayakan pembahasannya di Musrenbang Kaltim agar ada percepatan pembangunan. Tinggal sisi Samarinda saja lagi yang belum disambung,” ujar Wiyono. Ia menjelaskan, sejak 2015, Pemkab Kukar telah menuntaskan pembangunan jalan alternatif ke bandara yang jaraknya lebih dekat melalui Desa Manunggal Jaya, Kecamatan Tenggarong Seberang.
Namun, akses jalan di Desa Manunggal Jaya yang berbatasan dengan Desa Batu Cermin di Samarinda itu belum terhubung. Ketimpangan terlihat di jalur tersebut. Jika jalan di Desa Manunggal Jaya sepanjang 3,1 kilometer telah mulus dengan badan jalan lewat proses penyemenan, di sisi Desa Batu Cermin belum dilakukan peningkatan jalan.
Kondisi itu membuat pengguna kendaraan yang hendak menuju Samarinda melalui Desa Batu Cermin seperti menemui jalan buntu.
Wiyono melanjutkan, saat ini akses jalan tak hanya jadu penghubung menuju bandara, melainkan untuk mempercepat perkembangan perekonomian di Kukar dan Samarinda. Seperti hasil pertanian dari warga Kukar bisa dijual langsung ke Samarinda (Pasar Segiri). Selain itu, jalur ini nantinya membuat intensitas pengguna bandara semakin tinggi.
“Jadi dampak ekonominya diharapkan bisa semakin besar. Nanti disiapkan segala kebutuhan untuk pembahasan di musrenbang. Semoga tahun ini terealisasi,” tutupnya. (qi/dra2/k16)