BALIKPAPAN – Guna mendukung perlindungan hutan mangrove di Baru Ulu, Balikpapan Barat, tepatnya di Jalan Jumpi RT 33, tahun ini Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Balikpapan merencanakan pembangunan jembatan. Jembatan ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat di mana pengunjung dapat menikmati hutan mangrove seluas 1,1 hektare tersebut, tapi juga sebagai pembatas atau pagar guna menghalangi perambahan liar.
"DED (detail engineering design) sudah kita buat. Sekarang kita akan mulai ajukan pada lelang. Dengan harapan bisa segera dibangun, untuk memberikan perlindungan pada mangrove dan sungai di wilayah itu," ujar Kepala DLH Balikpapan Suryanto.
Dikatakan, setiap tahun kerusakan lingkungan terutama mangrove kerap terjadi. Penebangan liar itu membuat mangrove perlahan menghilang. Akibatnya pun lingkungan terjadi gerusan pada daratan atau abrasi, seperti yang kerap terjadi di wilayah pesisir. Seperti Pantai Manggar. Maka langkah ini diambil sebagai pencegahan, sekaligus memberikan banyak manfaat lain. Nelayan juga bisa menambatkan perahunya di lokasi itu.
Manfaat yang didapatkan, menurut Suryanto tidak hanya dari segi keamanan lingkungan, tapi juga pemberdayaan serta peningkatan finansial masyarakat yang hidup di sekitarnya. Dengan perekonomian yang meningkat, maka masyarakat tidak akan lagi melakukan penebangan pada mangrove.
"Jadi bila kita bangun bisa buat rekreasi wisata. Masyarakat bisa berjualan dan nelayan bisa menjadi pemandu bagi wisatawan atau tamu yang datang," lanjutnya.
"Bila sudah dibangun, wilayah mangrove itu akan kita ajukan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebagai program kampung perubahan iklim," tutupnya. (lil/ms/k18)