Diduga Penularan Antraks dari Daerah Lain

- Sabtu, 18 Januari 2020 | 10:03 WIB
Kasus antraks di Gunung Kidul mulai terdeteksi pada 17 Desember lalu. Seekor kambing terdeteksi penyakit tersebut. Sehari setelahnya, kambing itu disembelih dan dimasak. Selanjutnya 26 Desember, kasus antraks ditemukan pada manusia.
Kasus antraks di Gunung Kidul mulai terdeteksi pada 17 Desember lalu. Seekor kambing terdeteksi penyakit tersebut. Sehari setelahnya, kambing itu disembelih dan dimasak. Selanjutnya 26 Desember, kasus antraks ditemukan pada manusia.

JAKARTA- Kementerian Kesehatan kemarin (17/1) mengunjungi Gunung Kidul guna memastikan kasus antrak di wilayah tersebut. Hingga kemarin ada 54 orang yang diperiksa ke laboratorium. 27 orang dinyatakan positif antraks namun sudah kembali ke keluarga.

Kasus antraks di Gunung Kidul mulai terdeteksi pada 17 Desember lalu. Seekor kambing terdeteksi penyakit tersebut. Sehari setelahnya, kambing itu disembelih dan dimasak. Selanjutnya 26 Desember, kasus antraks ditemukan pada manusia.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Anung Sugihantono menyatakan bahwa telah melakukan penyelidikan epidemologi. Caranya dengan menelusuri siapa saja yang melakukan kontak dengan kambing. "Siapa yang motong, masak, dan makan," ucapnya kemarin. 

Anung menjelas 27 orang yang bergejala antraks telah dirawat dengan tata kelola pasien antraks. Mereka diobservasi namun tidak dirawat inap. Alasannya karena belum ada penularan antraks dari manusia ke manusia. "27 orang lagi tidak terbukti antraks," ujarnya. 

Pria asli Semarang tersebut menyatakan bahwa sempat menyatakan kejadian luar biasa (KLB) antraks di Gunung Kidul. KLB dinyatakan pada minggu terakhir Desember. Namun karena pada minggu pertama Januari tidak ditemukan kasus baru, maka status tersebut dihentikan. "Namun masih kami pantau karena ditemukan kasus antrak pada hewan pada 6 Januari," ungkap Anung. 

Gunung KIdul merupakan lumbung ternak di Propinsi DI Jogjakarta. Hampir 70 persen ternak di propinsi tersebut berasal dari Gunung Kidul. Di kabupaten tersebut ada tiga pasar besar. 

Sebelumnya, pernah ada kasus antraks di Kabupaten Kulonprogo. Anung menyatakan bahwa ada kemungkinan penularan antar daerah. Sebab spora antraks bisa bertahan dalam waktu yang lama di alam. Bahkan spora tersebut tidak mati pada kondisi panas. Untuk itu ada penangan yang ideal. "Bangkainya harus dikubur minimal 2 meter, diberi desinfektan, dan idealnya tutup pakai semen," kata Anung. 

Anung menghimbau agar masyarakat tidak panik. Namun, tetap waspada. "Jangan takut makan daging. Dipastikan saja daging dan cara masaknya sehat," katanya. (lyn)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X