Mengunjungi Pusat Budi Daya Lobster di Lombok Timur

- Jumat, 17 Januari 2020 | 14:12 WIB
Budi daya lobster petambak Teluk Jukung, Telong-Elong, Lombok Timur, NTB.
Budi daya lobster petambak Teluk Jukung, Telong-Elong, Lombok Timur, NTB.

Budi daya lobster petambak Teluk Jukung, Telong-Elong, Lombok Timur, NTB, memberikan hasil menggiurkan. Petambak bisa meraup Rp 1 miliar sekali panen yang berlangsung enam hingga tujuh bulan sekali. Bahagia bisa kembali membudidayakan benih lobster, sekaligus mereka berharap Kementerian Kelautan dan Perikanan tak membuka keran ekspor benih lobster.

 

UMAR WIRAHADI, Lombok Timur, Jawa Pos

 

Teluk Jukung sedang cerah Rabu pekan lalu (8/1). Pantulan sinar matahari ke permukaan laut menimbulkan efek panas yang lumayan menyengat. Siang itu para petambak tampak mulai lalu-lalang di tengah laut dengan menaiki perahu motor.

Di dalam perahu ada wadah berupa bak atau ember. Isinya makanan lobster. Mereka menuju karamba masing-masing yang jaraknya tidak terlalu jauh dari bibir pantai. Di tengah air laut yang tenang itu ratusan petak karamba berjejer rapi. Di situlah hidup ribuan lobster. ’’Kami lebih senang ngasih makan lobster siang begini,” kata Mashur, salah seorang petambak.

Pria 50 tahun itu menuturkan, di Teluk Jukung yang merupakan pusat budi daya lobster ada sekitar 500 karamba. Semuanya milik warga Dusun Telong-Telong, Desa Jerowaru, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur. Jika tidak mampu punya sendiri, biasanya satu area karamba dimiliki patungan oleh beberapa pembudi daya. ”Pokoknya yang penting punya sebagai mata pencaharian,” ujarnya.

Mashur termasuk petambak yang tergolong mampu. Warga asli Telong-Elong itu memiliki wadah budi daya lobster berukuran 24 x 14 meter yang dibagi menjadi 28 petak. Satu petak berukuran 3 x 3 meter. Setiap petak berisi 90 hingga 100 benih lobster. Artinya, dia memiliki 2.520 hingga 2.800 lobster di dalam karamba.

Lobster yang dibudidayakan terdiri atas dua jenis. Yaitu, lobster pasir dan lobster mutiara. Harga lobster pasir ukuran 100 gram mencapai Rp 250 ribu. Sedangkan mutiara, tutur Mashur, semakin besar semakin mahal. Harga lobster mutiara di atas 200 gram bisa mencapai Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta. ”Pokoknya semakin besar semakin mahal,” jelasnya.

Sekali panen, yang biasanya berlangsung enam sampai tujuh bulan sekali itu, dia mampu menghasilkan 500 kilogram lobster. Harga jualnya Rp 160 juta hingga Rp 200 juta. ”Kalau saya panen minimal dapat bersih Rp 100 juta,” ujarnya.

Menurut dia, budi daya lobster sama sekali tidak merepotkan. Yang harus diperhatikan hanya makanan. Petambak Teluk Jukung biasanya memberikan pakan berupa bekicot dan ikan teri. Makanan ditaburkan di setiap petak karamba. Lobster akan bermunculan ke permukaan menggapai daging bekicot atau ikan teri itu. ”Ibaratnya kita lepas di alam pun akan besar dengan sendirinya,” tutur Mashur.

Roja, 58, juga salah seorang petambak sukses. Pria yang tahun lalu menunaikan ibadah haji itu kini memiliki 60 petak karamba. Sekali panen, dia mampu menghasilkan 1 ton lobster. Harganya di atas Rp 1 miliar. ”Itu kalau harga sedang bagus. Tapi, kalau saat ini sekitar Rp 700 juta,” tuturnya.

Lobster hasil budi daya Teluk Jukung banyak diminati pembeli luar negeri. Terbanyak dikirim ke Tiongkok, Vietnam, Malaysia, dan Singapura. Namun, warga mengaku sulit menjual langsung ke perusahaan. Tidak ada akses. Mereka pun harus menggunakan jasa makelar. Sudah pasti ada biaya yang dikeluarkan. ”Jadi, kami butuh bantuan pemerintah agar potongan harga ke petambak tidak terlalu banyak,” imbuh Roja.

Warga merasa lobster memberikan manfaat luar biasa besar bagi hidup mereka. Terutama secara materi. Kesejahteraan meningkat pesat. Lihat saja deretan rumah di dusun itu. Mentereng. ’’Sekarang tidak ada lagi rumah yang berdinding gedek. Semua tembok, bahkan marmer,” tutur Mashur.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB
X