SANGATTA-Jarak perpustakaan daerah (perpusda) terbilang cukup jauh dari perkotaan. Hal itu disebut-sebut menjadi pemicu minimnya minat baca di Kutim. Jarak dari permukiman ke perpustakaan harus menempuh perjalanan antara 5–10 kilometer.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsiapan Kutim Suriansyah menjelaskan, dirinya menyadari minimnya peminat yang datang membuatnya harus memutar otak, agar literasi di seluruh kecamatan bisa berjalan. "Saya sudah bekerja sama dengan Polres Kutim dan Pengadilan Negeri (PN) Sangatta untuk membuat pojok baca. Hal itu saya rasa bisa menjadi alternatif," ungkapnya.
Sebab, upaya lain seperti membuat perpustakaan di desa-desa yang pernah digaungkan pemerintah, tidak sepenuhnya berjalan. Sepinya pengunjung terjadi di empat UPT perpustakaan yang tersebar di empat kecamatan se-Kutim. "Kami bikin zona, di satu kecamatan bisa menghimpun kecamatan terdekat lainnya. Di antaranya, Sangatta Utara, Sangkulirang, Muara Wahau, dan Muara Bengkal, tapi tetap sepi," terangnya.
Setiap hari kunjungan masyarakat ke perpusda tidak mencapai 10 orang. Suriansyah tentu menyayangkan hal tersebut. Dia membandingkan dengan perpusda di Bontang, Samarinda hingga Balikpapan, yang begitu digandrungi warga.
"Kalau di tempat lain, saya lihat lokasinya dekat dengan permukiman, makanya banyak pengunjung. Kalau di kami paling sehari kurang dari 10 orang. Itu didominasi pelajar saja" tuturnya. Dengan sistem digitalisasi yang belum mampu diterapkan Kutim, hal itu menjadi PR yang harus diselesaikan. Bahkan, kata dia, adanya alat digital yang dimiliki belum bisa terpasang karena website belum dimiliki.
"Nanti diupayakan sistem digital. Saya ingin mengajak sekolah untuk berwisata edukasi di sini," paparnya. Tidak hanya itu, buku yang tersedia sebagian besar masih edisi lama. Masih ada buku yang dicatat sejak 2007 terpampang di rak. jadi, minat warga berkunjung pun sedikit.
"Buku lama bersumber dari pengadaan dan donatur. Kami upayakan buku yang disuguhkan lebih fresh. Sesuai kebutuhan dan usia. Saat ini perpustakaan umum, jadi bukunya masih campur," tutupnya. (*/la/dra2/k16)