Perpusda Kelewat Jauh, Siapa yang Mau Berkunjung ...??

- Jumat, 17 Januari 2020 | 10:37 WIB
HARUS DIDONGKRAK: Petugas perpusda menyusun buku-buku bacaan untuk masyarakat yang datang ke perpustakaan. LELA RATU SIMI/KP
HARUS DIDONGKRAK: Petugas perpusda menyusun buku-buku bacaan untuk masyarakat yang datang ke perpustakaan. LELA RATU SIMI/KP

SANGATTA-Jarak perpustakaan daerah (perpusda) terbilang cukup jauh dari perkotaan. Hal itu disebut-sebut menjadi pemicu minimnya minat baca di Kutim. Jarak dari permukiman ke perpustakaan harus menempuh perjalanan antara 5–10 kilometer.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsiapan Kutim Suriansyah menjelaskan, dirinya menyadari minimnya peminat yang datang membuatnya harus memutar otak, agar literasi di seluruh kecamatan bisa berjalan. "Saya sudah bekerja sama dengan Polres Kutim dan Pengadilan Negeri (PN) Sangatta untuk membuat pojok baca. Hal itu saya rasa bisa menjadi alternatif," ungkapnya.

Sebab, upaya lain seperti membuat perpustakaan di desa-desa yang pernah digaungkan pemerintah, tidak sepenuhnya berjalan. Sepinya pengunjung terjadi di empat UPT perpustakaan yang tersebar di empat kecamatan se-Kutim. "Kami bikin zona, di satu kecamatan bisa menghimpun kecamatan terdekat lainnya. Di antaranya, Sangatta Utara, Sangkulirang, Muara Wahau, dan Muara Bengkal, tapi tetap sepi," terangnya.

Setiap hari kunjungan masyarakat ke perpusda tidak mencapai 10 orang. Suriansyah tentu menyayangkan hal tersebut. Dia membandingkan dengan perpusda di Bontang, Samarinda hingga Balikpapan, yang begitu digandrungi warga.

"Kalau di tempat lain, saya lihat lokasinya dekat dengan permukiman, makanya banyak pengunjung. Kalau di kami paling sehari kurang dari 10 orang. Itu didominasi pelajar saja" tuturnya. Dengan sistem digitalisasi yang belum mampu diterapkan Kutim, hal itu menjadi PR yang harus diselesaikan. Bahkan, kata dia, adanya alat digital yang dimiliki belum bisa terpasang karena website belum dimiliki. 

"Nanti diupayakan sistem digital. Saya ingin mengajak sekolah untuk berwisata edukasi di sini," paparnya. Tidak hanya itu, buku yang tersedia sebagian besar masih edisi lama. Masih ada buku yang dicatat sejak 2007 terpampang di rak. jadi, minat warga berkunjung pun sedikit.

"Buku lama bersumber dari pengadaan dan donatur. Kami upayakan buku yang disuguhkan lebih fresh. Sesuai kebutuhan dan usia. Saat ini perpustakaan umum, jadi bukunya masih campur," tutupnya. (*/la/dra2/k16)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X