Hingga kini, banyak tamu yang datang memberikan bantuan, tak terbatas golongan. Fasilitas di Baitul Walad pun tak sedikit yang terwujud berkat toleransi.
“Air memang agak susah di sini. Air bersih (PDAM) saja, kami dipasangkan oleh teman-teman komunitas Hindu. Kemudian, AC dan pagar depan juga diberikan teman-teman gereja,” ucap Zakia.
Bagi dia, anak-anak adalah amanah. Anak-anak di panti asuhan ini datang dari berbagai tempat di Indonesia dengan latar belakang berbeda. Ada yang karena yatim piatu, ada yang keluarga tak mampu, ada pula yang datang karena ibunya menjadi korban kekerasan ayahnya.
Anak-anak ini akan dididik menjadi penghafal Alquran dan pendakwah sehingga membawa kebaikan untuk umat. Sebab, mereka hidup dari kedermawanan umat. Zakia bersyukur banyak orang baik nan dermawan yang terus membantu mereka. Meskipun, ada sebagian yang tampaknya hendak memanfaatkan panti ini untuk mengambil keuntungan sendiri.
“Makanya saya hati-hati juga kalau ada orang yang bilang mau bikin proposal untuk Baitul Walad,” pungkasnya. (***/dwi/k8)