10 Ribu Warga Samarinda Terdampak Banjir

- Rabu, 15 Januari 2020 | 13:35 WIB
SABAR YA DIK...: Dua balita di Panti Asuhan Baitul Walad, Loa Buah, Sungai Kunjang hanya bisa di atas ranjang yang hany aberjarak beberapa sentimeter dari genangan banjir. (RAMA/KALTIMPOST)
SABAR YA DIK...: Dua balita di Panti Asuhan Baitul Walad, Loa Buah, Sungai Kunjang hanya bisa di atas ranjang yang hany aberjarak beberapa sentimeter dari genangan banjir. (RAMA/KALTIMPOST)

Segala upaya sudah dilakukan pemerintah. Namun faktanya, bukannya berkurang, titik banjir justru meluas.

 

SAMARINDA–Banjir di Samarinda seolah tanpa henti. Beberapa tempat belum surut karena banjir pada Sabtu (11/1), namun air bah kembali menyambangi mereka. Hujan deras yang mengguyur Selasa (14/1), mengakibatkan genangan di mana-mana. Lagi-lagi, aktivitas masyarakat terhambat. Paduan cuaca buruk dengan tata kelola lahan yang buruk, membuat kota ini familier dengan banjir.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun merilis, potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan kilat, di beberapa wilayah di Indonesia masih terjadi. Salah satunya, Kaltim. Yang diperkirakan bakal berpotensi hujan sedang hingga lebat sampai 18 Januari 2020. Dari hasil analisis dinamika atmosfer, menunjukkan fenomena alam Madden Julian Oscillation (MJO) masih berada di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur yang mendukung peningkatan konsentrasi curah hujan.

“Fenomena gelombang tropis yakni Kelvin Wave dan Rossby Ekuatorial, berkontribusi signifikan pada pembentukan pola siklonik dan pertemuan angin, yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Sumatra dan Kalimantan,” jelas Deputi Bidang Meteorologi BMKG R Mulyono R Prabowo dalam keterangan tertulisnya.

 Jika Sabtu (11/1) banjir tak berpengaruh banyak pada penerbangan, maka cuaca hujan lebat di Samarinda kemarin mengakibatkan penerbangan Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto terganggu. “Iya, bad weather (cuaca buruk) semuanya delay,” kata Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) APT Pranoto Dodi Dharma Cahyadi, (14/1). Karena cuaca buruk, jarak pandang di bandara ini hanya 1.000 meter. Padahal, jarak pandang ideal untuk mendarat harus di atas 5.000 meter.

Tak hanya di udara yang kewalahan, di darat pun kena imbas. Masyarakat banyak yang terpaksa mendorong kendaraannya karena terjebak banjir. Salah satu akses lumpuh karena banjir adalah di dekat pintu masuk tol di depan Jembatan Mahkota II. Banjir dengan kedalaman sekitar 70 sentimeter sepanjang 50 meter, membuat masyarakat baik dari arah kota maupun Kecamatan Palaran terjebak. Salah satunya adalah Eko (28), warga Palaran yang hendak pulang ke rumahnya setelah dari Sambutan.

“Pagi kan mendung sedikit, tapi saya tidak kira hujan deras. Pas pulang kok sudah jadi sungai begini jalannya. Jadi, tadi saya ikut orang-orang lewat jalan tol, baru tembus ke Simpang Pasir. Padahal pakai motor saja, untung sama petugas dibolehkan lewat. Ada beberapa tadi yang lewat tol pakai motor sama saya,” sebutnya.

Terang Eko, kawasan ini memang langganan banjir. Namun, tak pernah tinggi. Biasanya, mobil atau truk masih bisa lewat. Tetapi kemarin siang, mobil dan truk pun turut mogok. Eko menduga penimbunan telaga di sisi jalan yang terendam banjir adalah sebabnya. “Dahulu, telaganya masih utuh saja sering banjir, apalagi sekarang, yang telaganya berkurang. Buktinya gundul, airnya ya lari ke jalan,” keluhnya. Pantauan lainnya, ketinggiannya banjir mencapai hampir setengah meter untuk ruas perkotaan. Sementara di beberapa titik, ketinggiannya ada yang nyaris mencapai pinggang orang dewasa. Beberapa jalan utama bahkan harus ditutup lantaran ketinggian air yang membahayakan bagi pengendara yang terpaksa melintas.

Salah satunya, Jalan Dr Soetomo. Akses warga yang hendak melintas ke Pasar Segiri lumpuh total. Kawasan yang sebelumnya jarang kebanjiran itu justru sulit dilintasi ketika air meluber hingga jalan. Namun, beberapa titik terparah ada di kawasan Samarinda Utara dan Sungai Pinang. Khususnya daerah Kompleks Perumahan Bengkuring, Griya Mukti, Jalan DI Panjaitan.

Dari data laporan yang diperoleh harian ini, banjir yang mengepung Kota Tepian hampir terjadi di seluruh ruas jalan utama. Dari data yang tercatat, ada 27 ruas jalan kebanjiran hingga selutut orang dewasa. Bahkan, hingga pukul 20.00 Wita, data yang terhimpun sebagai korban banjir nyaris menyentuh 10 ribu jiwa.

Jumlah itu terus bertambah seiring meningkatnya air yang menggenangi permukiman dan ruas jalan ibu kota Kaltim. Kawasan langganan banjir lainnya adalah simpang Kompleks Perumahan Alaya. Polresta Samarinda beserta unsur terkait lainnya melakukan evakuasi bagi warga yang hendak bertolak ke Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto. Hingga malam tadi, sejumlah titik di Samarinda pun masih tergenang hingga lutut orang dewasa.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Samarinda Ifran menuturkan, titik banjir kian meluas. “Ditambah hujan yang belum berhenti. Masyarakat harus waspada,” ungkapnya. Terlebih daerah tepi sungai. Ditegaskannya, daerah lain yang turut jadi perhatian ada di kawasan Sambutan. BPBD Samarinda menurunkan dua perahu. Satu di antaranya digunakan untuk operasional di Bengkuring. Rata-rata, ketinggian air yang mengepung Samarinda mencapai setengah meter.

 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X