NEW DELHI – Isu regulasi kewarganegaraan India juga diprotes salah seorang diaspora India paling masyhur, Satya Nadella. Chief executive Microsoft itu menegaskan bahwa rezim Narendra Modi tidak bertindak adil.
Nadella yang lahir di India namun berpindah kewarganegaraan AS itu mengatakan bahwa setiap orang harus diberi kesempatan yang adil. Dia mengambil prinsip tersebut dari kisah pribadinya. ’’Saya dibentuk oleh warisan budaya India dan pengalaman sebagai imigran di AS. Saya harap India juga bisa seperti AS,’’ ungkapnya seperti dilansir Agence France-Presse.
Menurut dia, meskipun seseorang terbukti menjadi imigran di India, bukan berarti pemerintah berhak menghilangkan hak untuk hidup dan berkarya. Bahkan, dia mendukung agar imigran Bangladesh di India, kaum yang paling terancam aturan tersebut, bisa bersinar.
’’Nadella lahir dan besar di Hyderabad sebelum pergi ke AS untuk mengejar pendidikan master. Pada 1992 dia bergabung di Microsoft dan akhirnya menjadi warga AS.
Ramachandra Guha, sejarawan India, menyambut baik pesan Nadella itu. Menurut dia, tokoh publik seharusnya mempunyai keberanian untuk memprotes kebijakan pemerintah yang diskriminatif. ’’Saya berharap pemimpin industri teknologi dalam negeri bisa mengatakan hal serupa,’’ ungkapnya. (bil/c20/sof)