SERGIO Ramos sebetulnya sudah menyiapkan penalti ala Panenka kemarin. "Tapi, saya urung melakukannya karena merasa nyeri pada engkel dan ketika melakukan Panenka harus membuat banyak langkah kecil,'' kata Ramos seperti dikutip Marca. ''Saya sempat takut untuk jadi eksekutor, namun seiringnya waktu saya mengalahkan rasa sakit itu," ujar kapten Real Madrid itu.
Karena memaksakan menjadi penendang penalti pada laga ini, Ramos berharap engkelnya tak akan mengalami cedera serius. Kalaupun cedera, tak mengalami periode lama untuk melakukan penyembuhan.
Nah, dalam dua edisi final yang dihadapi Ramos versus Atletico. Ramos selalu mengambil jatah eksekusi penalti keempat. "Pilihan saya jadi eksekutor keempat berkaitan dengan kepercayaan sendiri dari saya tentang posisi itu," jelas Ramos.
Gol penalti Ramos menjadi penentu kemenangan Real Madrid dalam adu penalti kemarin. Tiga eksekutor Real Madrid lainnya yang sukses adalah Dani Carvajal, Rodrygo dan Luka Modric. Di kubu Atletico, dari tiga eksekutor seperti Saul Niguez, Thomas Partey, dan Kieran Trippier, hanya eksekutor ketiga atau Trippier yang sukses.
Nah, soal masuknya nama Rodrygo dalam daftar eksekutor, ternyata itu bukan kemauan dari sang pemain. "Ketika tim berembug siapa yang menjadi penendang, saya berpikir mereka yang lebih berpengalaman akan menjadi eksekutor,'' kata Rodrygo. ''Namun (Toni) Kroos menyebut nama saya dan berkata kalau Rodrygo harus menjadi salah satu eksekutornya," tutur pemain Brasil berusia 19 tahun itu. Rodrygo berkata suntikan konfidensi dari para pemain yang lebih berpengalaman membuatnya yakin saat jadi algojo penalti. (dra/bas)
