Waspada Cuaca Buruk hingga Maret

- Senin, 13 Januari 2020 | 14:43 WIB
Hujan selama lima jam di Samarinda membuat sejumlah wilayah terendam air, Sabtu lalu (11/01).
Hujan selama lima jam di Samarinda membuat sejumlah wilayah terendam air, Sabtu lalu (11/01).

BALIKPAPAN–Hingga tiga bulan ke depan, atau Maret nanti, cuaca buruk diperkirakan melanda Kaltim. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Balikpapan memprakirakan, wilayah Kaltim bagian selatan meliputi Kota Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) hingga Kabupaten Paser, mesti siaga bencana. Termasuk Kota Samarinda.

Menurut data BMKG, kondisi ini disebabkan adanya tropical cyclone atau siklon tropis Claudia yang berada di sebelah selatan Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan kecepatan 25 knot. Dengan demikian, memberikan efek konvergensi atau pertemuan masa udara basah yang memicu terjadinya hujan. Sehingga memberikan implikasi terhadap beberapa daerah yang terdampak cuaca buruk. Termasuk wilayah Benua Etam.

“Secara umum perlu diwaspadai potensi hujan dengan sifat hujan di atas normal,” kata Ibnu Sulistyono Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan (SAMS) Balikpapan. Lanjut dia, awal Maret 2020 merupakan titik puncak musim hujan. Dengan munculnya sifat hujan di atas normal ini, diharapkan masyarakat harus lebih mewaspadai timbulnya genangan air yang biasa terjadi.

“Bagi pengendara bermotor agar mewaspadai jalan licin dan rusak. Serta mengurangi kegiatan di bawah pohon yang rawan tumbang,” pesan dia. Siklon tropis Claudia juga membuat gelombang menjadi tinggi. Terutama pada sekitar Laut Jawa, perairan selatan Selat Makassar, perairan Masalembo dan perairan selatan Bali, hingga NTT. Cuaca di perairan itu mampu mengakibatkan gelombang laut hingga 2 meter atau lebih.

“Makanya kami harapkan berhati-hati saat menggunakan transportasi laut. Saat melintasi daerah yang terdampak itu,” terang Ibnu. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten PPU Nurlaila menuturkan, ada tiga kecamatan yang menjadi atensi terkena dampak cuaca buruk. Serta relatif rentan banjir ketika hujan dengan intensitas tinggi. Meliputi Desa Bukit Subur dan Kelurahan Riko di Kecamatan Penajam, lalu Kelurahan Waru dan Desa Sesulu di Kecamatan Waru dan Desa Karang Jinawi, Desa Sukaraja, Kelurahan Sepaku, Desa Tengin Baru dan Desa Bukit Raya di Kecamatan Sepaku.

“Daerah tersebut langganan banjir setiap musim hujan. Karena banyak permukiman di pinggiran sungai kecil,” terang dia. Sementara di Kecamatan Babulu, dia menyebut potensi banjir lebih disebabkan oleh air laut atau naiknya permukaan air laut. Atau lebih dikenal dengan banjir rob. Diakibatkan oleh air laut pasang yang menggenangi daratan. “Ini hampir terjadi di semua desa. Kami khawatirnya, terjadi seperti 2017. Ada ratusan hektare tergenang dan membuat gagal panen,” tandasnya.

Dia pun meminta pejabat kewilayahan di kecamatan yang rawan mengalami banjir tersebut untuk aktif menggalakkan pembersihan lingkungan. Sebab, selama ini, banjir yang rutin menggenangi kawasan permukiman setiap tahunnya, lebih dominan disebabkan ulah manusia. Baik pendangkalan sungai maupun membuang sampah di saluran pembuangan air. “Kami harap camat setempat bisa lebih aktif lagi memotivasi kades dan lurah agar aktif membersihkan lingkungannya. Kalau cuma imbauan, saya rasa tidak mempan,” sindirnya. (kip/riz/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X