NGERINYA ...!! Tahun Lalu, 1.021 Orang di Kaltim Mengidap HIV

- Senin, 13 Januari 2020 | 14:34 WIB

SAMARINDA–Penemuan kasus HIV baru di Kaltim masih terus ada. Dari Januari hingga September 2019, terdapat 1.021 orang yang mengidap HIV. Meski begitu, pengidapnya kini lebih baik dibandingkan sebelumnya. Sebab, obat anti-retroviral (ARV) sudah diberikan langsung ketika seseorang terdeteksi virus HIV.

Sedangkan dahulu, pengidap HIV baru bisa mendapatkan ARV ketika CD4 mereka rendah. Untuk diketahui, CD4 (kluster diferensiasi 4) adalah sebuah marker atau penanda yang berada di permukaan sel-sel darah putih manusia, terutama sel-sel limfosit.

Kendati demikian, stigma terhadap pengidap HIV tak banyak berubah. Padahal, HIV tak menular dengan mudah seperti influenza atau tuberkulosis. Penularan HIV hanya melalui kontak darah dan cairan kelamin.

“Diskriminasi masih ada. ODHA (orang dengan HIV/AIDS) masih kena stigma. Itu berat buat meyakinkan semua orang, karena stigma terbangun sejak lama. Bahkan, di rumah sakit perawatan pengidap HIV dibedakan, petugas kesehatan juga ada yang masih takut. Sekarang, kita harus ubah mindset,” kata Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kaltim Jurnanto.

HIV merupakan virus yang memerangi kekebalan tubuh. Ketika banyak penyakit muncul akibat HIV, maka orang tersebut dikatakan mengidap AIDS. Ketika seseorang terdeteksi HIV di dalam tubuhnya, jalan satu-satunya adalah mengonsumsi ARV tak boleh terhenti. Untuk diketahui, ARV pun gratis diberikan pemerintah. ARV akan membantu menekan angka virus. Bahkan, mereka yang mengonsumsi ARV, bisa tak menularkan HIV. Sebab, jumlah virus yang sudah sangat sedikit.

Namun kendalanya, banyak ODHA yang merasa putus asa dan akhirnya berhenti minum ARV. Memang, ARV juga punya efek seperti obat-obat kimia pada umumnya. “Tetapi, dokter ketika memberikan dosis ARV, akan melewati serangkaian pemeriksaan fungsi organ tubuh. Tidak langsung beri,” sambung Jurnanto.

Penanganan HIV disebut Jurnanto perlu sinergi pemerintah. Berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) harus berpartisipasi. Misal Kementerian Agama dengan tes HIV sebelum nikah. Kemudian, Dinas Pendidikan dengan memasukkan pengetahuan soal HIV/AIDS dalam muatan lokal sekolah. “Lainnya juga harus berkontribusi,” sambungnya.

Sementara itu, Ketua Pokja Monev KPA Marsono mengatakan, saat ini ibu hamil yang periksa di puskesmas pun akan langsung dites HIV. Apalagi, tes HIV sekarang tak repot. Hanya perlu sedikit darah seperti cek kadar gula darah.

“Sifatnya mandatory. Ibu hamil yang positif HIV kan berisiko menularkan ke anaknya. Nah, kalau diketahui sejak awal, mereka akan diberikan ARV dan risiko menularkan ke janin akan diminimalisasi,” jelas Marsono.

Apalagi, hidup anak yang mengidap HIV karena ditularkan orangtua kerap menemui nestapa. Disebut Marsono, sekitar 122 orang anak di bawah 15 tahun ditemukan mengidap HIV sejak HIV dideteksi di Kaltim pada dekade 90-an.

Stigma masyarakat membuat sulit. Padahal berpelukan, berciuman, satu tempat dengan pengidap tak akan menularkan HIV. Jadi, kekhawatiran penularan dari anak-anak, tak berdasar.

“Dulu pernah ada kasus. Anak yatim piatu karena orangtuanya HIV. Kami mau masukkan ke panti asuhan di sini (Kaltim), ribet sekali. Akhirnya anak itu diasuh oleh pegiat HIV di Jakarta,” sambung Marsono.

Kasus HIV banyak menimpa usia produktif. Asal tak melakukan seks berisiko dengan berganti-ganti pasangan atau narkoba jarum suntik, maka tak perlu khawatir. Sebab, mayoritas HIV menular karena dua alasan ini. “Tetapi, paling banyak melalui hubungan seksual,” pungkasnya. (nyc/rom/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X