Survey LSI, Tiongkok Kian Berpengaruh di Indonesia, Amerika Merosot

- Senin, 13 Januari 2020 | 12:50 WIB
ilustrasi turis tiongkok (Dok. JawaPos.com)
ilustrasi turis tiongkok (Dok. JawaPos.com)

JAKARTA– Tiongkok menanjak menjadi negara paling berpengaruh di kawasan Asia. Negeri panda tersebut terus menunjukkan pengaruhnya secara konstan selama satu dekade terakhir. Di sisi lain, pengaruh negara seperti Amerika Serikat (AS) dan Jepang menunjukkan tren merosot.  

Fenomena itu terekam berdasar hasil survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI). Survei tersebut melibatkan 1.540 responden warga negara Indonesia yang tersebar di 34 provinsi. Sigi yang menggunakan metode stratified multistage random sampling itu digelar 10-15 Juli 2019 lalu. Dalam surveinya, LSI bekerja sama dengan Asian-Barometer, sebuah jaringan riset di negara-negara Asia.  

Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan menyampaikan survei tersebut merekam pendapat publik Indonesia terhadap persepsi negara lain. Terutama negara mana yang paling berpengaruh di Asia dan Indonesia. Hasilnya Tiongkok dianggap sebagai negara paling powerful di kawasan Asia dan Indonesia saat ini. ’’Survei ini untuk merekam masalah internasional terkait negara-negara besar yang menonjol,” kata Djayadi Hanan dalam paparan surveinya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, kemarin (12/1).

Diketahui, pengaruh Tiongkok di Asia mencapai 39 persen. Trennya terus menguat dalam satu dekade terakhir. Pada survei 2011, pengaruh Tiongkok berada pada 19 persen dan 24 persen pada 2016. Sebaliknya pengaruh Amerika di Asia menunjukkan tren menurun.  Tahun 2011, misalnya. Cengkeraman pengaruhnya mencapai 29 persen. Lalu 2016 turun ke 24 persen dan tahun 2019 merosot tajam menjadi 18 persen. Jepang juga demikian. Pengaruh Jepang tinggal 14 persen. Padahal 2011 silam, pengaruhnya di atas Tiongkok mencapai 23 persen. ’’Ini menunjukkan Tiongkok makin kuat di seluruh kawasan Asia,” papar Djayadi.

Bagaimana pengaruh Tiongkok di Indonesia? Seperti di Asia, cengkeraman negeri komunis tersebut makin kuat di Indonesia sejak 2011. Survei menunjukkan, tahun 2011 pengaruhnya terhadap Indonesia mencapai 60 persen. Tahun 2016 sempat turun 51 persen. Namun 2019 kembali menguat ke 67 persen.

Bandingkan dengan Amerika. Pengaruhnya di dalam negeri hanya 49 persen. Itu turun dari 2016 sebesar 50 persen. Djayadi memaparkan, pengaruh besar Tiongkok disebabkan sejumlah faktor. Mulai faktor ekonomi, militer, politik hingga budaya. Bidang ekonomi, misalnya. Tiongkok tercatat memiliki cadangan devisa terbesar di dunia. Nilai investasi Tiongkok di Indonesia juga tercatat terbesar kedua setelah Singapura. Dipaparkan, berdasarkan dana Badan Koordinator dan Penanaman Modal (BKPM) realisasi investasi Tiongkok pada periode Januari hingga September 2019 mencapai USD 3,313 miliar atau setara Rp 46,382 triliun. Adapun jumlah proyek Tiongkok di Indonesia sekitar 1.619 proyek. ’’Investasi ini menjadi pengaruh besar Tiongkok,” jelasnya.

Di sisi lain, besarnya pengaruh Tiongkok juga diikuti dengan sentimen negatif publik yang terus meningkat. Saat ini publik Indonenesia punya persepsi buruk atas Tiongkok. Dari survei LSI, Persepsi buruk mencapai 36 persen. Hampir sama dengan persepsi baik, 40 persen. Bandingkan dengan sentimen negatif terhadap Amerika yang hanya 30 persen.

Menurut Djayadi, pemilu 2019 turut mempertebal sentimen negatif publik terhadap Tiongkok. Saat pilpres memang terjadi polarisasi antara pendukung Jokowi-Ma’ruf dengan kubu Prabowo-Sandi. Menurutnya, sentimen negatif terhadap dominasi Tiongkok banyak dihembuskan kubu Prabowo-Sandi. Mulai dari soal ideologi, hutang hingga tingginya investasi Tiongkok yang dinilai bisa membahayakan Indonesia. ’’Sentimen negatif di pemilu 2019 ikut memperburuk persepsi publik atas Tiongkok,” papar doktor ilmu politik dari The Ohio State University, Amerika Serikat, itu

Pengamat hubungan internasional Dinna Wisnu menambahkan, dominasi Tiongkok tak bisa dihindari. Bahkan dia memprediksi dominasi negeri Xi Jinping itu akan semakin kuat hingga 10 tahun ke depan. Di semua lini, kata dia, kekuatan Tiongkok sudah mendominasi. Mulai produk elektronik hingga produk retail banyak berasal dari Tiongkok. ’’Bukan cuma di kawasan Asia. Saat ini Tiongkok juga mulai berpengaruh di Eropa,” papar Dinna Wisnu. (mar)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X