Zumali Fahreza Kawinkan Barber dan Coffee Shop

- Senin, 13 Januari 2020 | 12:44 WIB
Salah satu sisi coffe shopnya.
Salah satu sisi coffe shopnya.

Zumali Fahreza Bahalwan (28) memutuskan menjadi pengusaha pada 2017. Modalnya hobi dan sadar peluang.

 

Nuraini, Samarinda

 

DUA tahun berjalan, Zumali bisa tersenyum bangga. Bisnis yang dirintis sudah menunjukkan angka-angka yang menggembirakan. Setidaknya, dia sudah bisa menghasilkan Rp 5 juta hingga Rp 10 juta per bulan. Sudah punya pelanggan tetap yang merupakan karyawan kantor dari komunitas olahraga.

 Zumali yang pernah menempuh pendidikan teknik sipil, pernah bekerja sebagai karyawan konsultan kontraktor di salah satu perusahaan. Namun dia memilih menjadi pengusaha. "Saya berpikir kenapa tidak mulai usaha sejak muda. Waktu itu pas masih karyawan saya mikir, kapan saya akan memulai usaha apakah harus menunggu usia 40 atau 50 tahun? Kenapa tidak dari muda dicoba. Pikiran itu yang saya tanamkan saat itu. Dengan keseriusan, insyaallah bisa lebih baik,” katanya. 

Zumali adalah pemilik House of Gentleman and Coffee Bar. Di Kompleks Ruko Mulawarman, Kecamatan Samarinda Kota, Samarinda. Mengapa dia memilih menggabungkan dua bidang usaha, karena mulai menjamurnya tempat cukur rambut modern di Kota Tepian. 

"Jadi (pada 2017) kita ikut di bisnis itu dengan niat mengikuti tren di Samarinda. Kita coba mengembangkan bagaimana agar bernilai lebih. Selain barbershop kita tambahkan coffee shop. Kebetulan juga kita sudah mempunyai dasar di bidang usaha kopi, jadi kita gabungin saja," ujarnya. 

Dengan mengandalkan konsep vintage House of Gentlemen memberikan nuansa tersendiri. Yaitu nuansa old school, baik dalam ruangan dan barbershop, maupun di coffee shop. Suasana dibuat nyaman dengan ornamen-ornamen kayu terpampang di dinding menambah kesan klasik.

 “Ke depannya kita akan menambah space, namun masih dalam tahap pengerjaan, kita akan membuat working space, karena sekarang mulai banyak pekerjaan freelance yang memerlukan tempat kerja sehingga saya juga melihat ini sebagai sebuah peluang usaha," katanya. Working space juga akan dibuat dengan konsep vintage. Rencana akan dirilis saat ulang tahun kedua 5 April. Dengan kapasitas sampai 30 orang dan bisa digunakan sebagai kegiatan seminar atau bimbingan teknis. 

Untuk barbershop jumlah pengunjungnya fluktuatif. Rata-rata sekitar 10 sampai 11 per hari. Dengan harga standar Rp 30 ribu sampai Rp 35 ribu dan yang premium Rp 50 ribu. Yang membedakan premium dan standar, yakni standar hanya potong. Sedangkan premium sudah full service potong, cuci, pijat, massage dan shaving. 

”Tenaga (pencukur) sudah tersertifikasi dan kita datangkan dari salon yang memang sudah kerja sama dengan kita sehingga menguasai bidangnya,” terangnya. 

Dia optimistis, pada 2020 ini usahanya bisa semakin berkembang. Meski semakin banyak tempat-tempat baru yang dibuka dan berkonsep mirip. "Memang sekarang semakin banyak juga saingan tapi bagaimana kita tetap mampu tetap maju dan tidak kalah dengan yang lain. Ini menjadi tantangan tersendiri, bagaimana cara mengembangkan usaha ini dengan lokasi di lingkungan yang tidak terlalu ramai seperti di tempat kami ini," katanya. 

Strategi khususnya lainnya, memperluas jejaring dan bergabung di banyak komunitas. Dengan begitu bisa melibatkan mereka untuk datang ke tempat usahanya. "Juga tetap menjaga pelayanan dengan baik. Insyaallah kalau pengunjung senang, mereka akan kembali lagi,” tuturnya. (far/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Kerja Sama dengan SRC

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:49 WIB

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB
X