Pahami Etika Berkendara, Abaikan Hal Sepele, Bahayakan Pengguna Roda Dua

- Senin, 13 Januari 2020 | 12:01 WIB
BERBAHAYA: Penggunaan helm tanpa kaca akan membahayakan diri sendiri. Terpapar debu berlebih hingga mata kelilipan hewan kecil menjadi contoh risiko yang akan didapatkan.
BERBAHAYA: Penggunaan helm tanpa kaca akan membahayakan diri sendiri. Terpapar debu berlebih hingga mata kelilipan hewan kecil menjadi contoh risiko yang akan didapatkan.

Beretika rupanya tidak melulu tentang sikap saat berinteraksi dengan orang lain. Ketika di jalan, seseorang harus membawa kendaraan dengan etika, khususnya bagi pengendara motor. Sebab itu, penting bagi masyarakat untuk memahami safety riding.

 

BANYAK dari Anda yang mungkin sudah akrab mendengar safety riding. Namun, tak banyak orang yang menyepelekannya. Hal ini diakui Ibnu Fahrizal, instuktur safety riding Astra Motor Samarinda. Kebanyakan masyarakat yang menyepelekan itu karena mereka belum memahami manfaatnya. “Terdengar klise tapi kalau masyarakat paham jika tujuannya untuk keselamatan, pasti tidak ada tuh kesan-kesan menyepelekan,” tutur pria yang akrab disapa Rizal itu.

Safety riding adalah bentuk pola perilaku dalam berkendara yang nyaman dan aman, baik untuk diri sendiri maupun pengguna jalan yang lain. “Jadi, pada intinya, safety riding merupakan etika yang dimiliki seseorang dalam berkendara. Kemudian bisa juga dikatakan sebagai teknik berkendara, tapi yang dibahas masih dasar-dasarnya saja,” jelasnya.

-

Hampir serupa dengan uji coba ketika Anda ingin membuat surat izin mengemudi (SIM). Memahami tentang strategi hingga membaca rute saat membawa kendaraan. Ujian praktik SIM yang dialami beberapa orang barangkali ditanggapi sinis, tidak relevan, sampai tak dibutuhkan dalam keadaan berkendara sehari-hari. Khususnya bagi mereka yang telah gagal sampai harus bolak-balik. Padahal, di balik sulitnya ujian praktik, sebut Rizal, ada kemampuan spasial masyarakat yang diasah. Menurut dia, kemampuan spasial seperti ini dapat membantu masyarakat untuk tetap tenang dan mengambil keputusan yang tepat saat membawa kendaraan.

“Sama halnya dengan safety riding. Sering dianggap sepele, padahal banyak ilmu yang mungkin baru Anda ketahui ketika mempelajari. Dalam safety riding mencakup tiga hal, skill, knowledge, dan attitude, atau yang sering disebut SAK,” ujarnya. Ada manfaat yang bisa didapatkan ketika mempelajari dan memahami safety riding. Di antaranya, mampu mengetahui teknik dalam menjaga keseimbangan. Misal, ketika melewati jalur slalom, titian, hingga jalan bergelombang.

“Mengasah kemampuan dan menjaga keseimbangan tubuh ketika menikung, melakukan manuver mendadak ataupun ketika melalui jalanan berliku,” tambahnya. Mengenal dan mengakui kelemahan salah satu cara menjadi orang yang lebih baik. Sama halnya dengan mengetahui kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan dalam hal berkendara menggunakan motor.

“Dengan memahami safety riding, Anda mendapatkan ilmu mengenai bagaimana berkendara menggunakan motor yang benar. Jadi, jika kita memiliki kesalahan sebelumnya bisa diperbaiki dengan lebih baik,” jelasnya. Rizal menuturkan, edukasi safety riding amat penting. Hal ini dapat digambarkan melalui meningkatnya pengguna motor yang seharusnya diimbangi dengan kesadaran akan keselamatan berkendara. Tidak mengenal usia, baik remaja maupun orang dewasa. “Toh juga untuk keselamatan masing-masing. Dengan mulai memahami safety riding, itu artinya Anda sudah membantu meminimalisasi angka kecelakaan,” pungkas Rizal. (*/nul*/rdm2/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X