Hujan Lima Jam, Samarinda Terendam, Lagi-Lagi Akses ke Bandara APT Pranoto Tersendat

- Senin, 13 Januari 2020 | 00:19 WIB
BIKIN MACET: Gambaran banjir yang merendam Samarinda, lebih tepatnya di Jalan DI Panjaitan kemarin. Sejumlah petugas mengerahkan armada untuk mengangkut manusia.RAMA SIHOTANG/KP
BIKIN MACET: Gambaran banjir yang merendam Samarinda, lebih tepatnya di Jalan DI Panjaitan kemarin. Sejumlah petugas mengerahkan armada untuk mengangkut manusia.RAMA SIHOTANG/KP

SAMARINDA-Hujan deras mengguyur Samarinda sejak kemarin (11/1) dini hari. Walhasil, pada pagi hari air sudah meluap di mana-mana. Sejumlah titik di Kota Tepian tergenang. Akses di Jalan DI Panjaitan pun macet total. Padahal, jalanan di kawasan itu telah ditinggikan dengan proyek yang membuat kemacetan beberapa bulan terakhir.

Namun kemarin, banjir tetap datang mencapai setinggi sekitar 60 sentimeter. Membuat beberapa sepeda motor yang nekat lewat, berujung mogok. Hanya mobil dan truk yang sanggup lewat. Tetapi, tetap terjebak macet. Selain masyarakat sekitar, warga yang ingin ke Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Samarinda juga menanggung nestapa yang sama.

Para calon penumpang Bandara APT Pranoto tambah risau dengan risiko tertinggal pesawat karena terjebak banjir atau tak berangkat sama sekali karena tak bisa lewat. Pihak bandara pun tak tinggal diam. Maklum, momen seperti itu bukan kali pertama. Agar penumpang tak terlambat mencapai bandara, Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) APT Pranoto melakukan jemput bola. “Kami menyiapkan bus di titik aman banjir, yakni setelah Lempake. Kapasitas 25 seat,” kata Kepala UPBU APT Pranoto Dodi Dharma Cahyadi.

Selain bus, truk berwarna merah juga disiapkan untuk masyarakat yang hendak menuju bandara. Selain itu, Kepala Seksi Pelayanan dan Operasi Bandara APT Pranoto Samarinda Rora Ardian mengatakan pihaknya mengerahkan taksi bandara untuk bisa standby di titik aman sekitar Lempake. Sehingga, bisa melayani penumpang yang berkenan menggunakan jasa taksi menuju bandara. “Update operasi dari sisi udara kami. Penerbangan normal aman dan insyaallah terkendali,” imbuh Rora.

Banjir di Samarinda bukan barang baru. Persoalan banjir itu tak kuasa diminimalisasi Pemkot Samarinda. Hingga, Gubernur Kaltim Isran Noor pun memasukkan upaya penanganan banjir di Kota Tepian dalam proyek strategis nasional (PSN) di Kaltim.

Penanganan itu meliputi pengerukan di beberapa muara sungai, yakni Sungai Karang Mumus (SKM), Sungai Air Putih, dan Sungai Karang Asam. Selain itu, akan dilakukan normalisasi SKM.

“Seluruh megaproyek kami usulkan menjadi PSN. Penanganan banjir salah satunya. Semoga, masalah banjir Samarinda bisa selesai,” kata Isran ketika Rapat Paripurna di Gedung DPRD Kaltim pada Rabu (8/1).

Artinya, proyek penanganan banjir akan dibangun dengan dana APBN. Sementara, pemerintah daerah akan menyokong dari sisi masalah pembebasan lahan. Namun, untuk diketahui, proses pembebasan lahan guna proyek normalisasi SKM bukan perkara gampang. Seperti proyek sebelumnya, tahap paling menyita waktu adalah pembebasan lahan di sepanjang sisi sungai.

Namun, perihal banjir tak hanya normalisasi. Berkurangnya daerah resapan di hulu Samarinda yang sudah berubah jadi tambang dan perumahan juga jadi sebab. Maka dari itu, masyarakat Samarinda mesti bersiap. Apalagi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis, berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini, potensi hujan lebat di beberapa wilayah Indonesia termasuk Kaltim, sepekan ke depan masih ada.

Pasalnya, berkurangnya pola tekanan rendah di belahan bumi utara dan meningkatnya pola tekanan rendah di belahan bumi selatan mengindikasikan terjadi peningkatan aktivitas monsun Asia yang menyebabkan penambahan massa udara basah di Indonesia. Juga meningkatnya pola tekanan rendah di sekitar Australia dapat membentuk pola pertemuan massa udara dan belokan angin menjadi signifikan meningkatkan pertumbuhan awan hujan khususnya di selatan ekuator. Untuk diketahui, Samarinda sendiri posisinya berada di selatan ekuator.

Selain itu, berdasarkan model prediksi aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), fase basah diprediksikan mulai aktif di sekitar wilayah Indonesia selama periode sepekan ke depan. Kondisi ini, tentunya dapat meningkatkan potensi pembentukan awan hujan cukup signifikan di wilayah Indonesia.

“Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan potensi cuaca ekstrem dan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angina kencang berpotensi terjadi di beberapa wilayah Indonesia,” papar Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono R Prabowo dalam keterangan tertulisnya (11/1).

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda Ifran mengatakan pihaknya sudah mendapatkan peringatan dini dari BMKG Samarinda bahwa akan terjadi hujan, petir, dan angin kencang pukul 23.00 Wita hingga pukul 02.00 Wita. “Kami sudah melakukan persiapan dan kesiagaan terkait peringatan tersebut,” jelasnya (11/1).

Namun, prakira tersebut mengalami pergeseran. Hujan yang menerpa Kota Tepian dimulai pada pukul 04.00 Wita hingga pukul 09.00 Wita. Ifran menambahkan bahwa hujan yang mengguyur Samarinda berdurasi 5 jam dengan intensitas sedang. (nyc/*/eza/rom/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X