BALIKPAPAN-Sejumlah kawasan di Balikpapan Barat, tiap tahun, sejak 2016 hingga sekarang menjadi langganan polisi. Digerebek terkait aktivitas pemasaran narkoba. Mulai berkedok rumah tinggal, warung kaki lima, hingga berbentuk loket.
Dari sejumlah pengungkapan, mayoritas tersangka diamankan berdasarkan aktivitas tadi. Mereka banyak pula ditangkap di luar Balikpapan Barat. Setelah ditelusuri, tersangka membelinya di kawasan tersebut.
Sehingga, Polda Kaltim memang memfokuskan kawasan ini ekstra penyelidikan dan pengawasan. “Mereka ini jaringan. Setiap tahun ada,” kata Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Pol Ade Yaya Suryana, Jumat (10/1).
Yang diamankan mendominasi mulai pemakai, kurir, pengecer, dan pengendali. Pada 2016-2018 puluhan laki-laki pernah diamankan polisi gabungan di kawasan tersebut. Tapi tidak ada barang bukti.
Pernah saat mengetahui dilakukan penggerebekan dan pengejaran, pelaku membuang sesuatu –yang diduga sabu-- ke laut. Lokasi permukiman memang dekat laut. Bahkan ada di atas laut. Kala itu, polisi melakukan tes urine, hanya beberapa yang positif. Namun tak bisa diproses hukum. Karena barang bukti tidak ada. Sudah keburu dilenyapkan oleh para pelaku.
Sementara bandar besarnya belum tersentuh. Mereka bisa di mana saja. Pada 2019 saja lebih 50 kg sabu disita dan telah dimusnahkan. Tiap tahun angkanya naik. Namun, narkoba tak pernah habis.
“Kaltim peringkat dua nasional,” ujar Ade. Dari hasil analisis didukung penyelidikan, ditambah informasi intelijen, pintu utama masuknya narkoba ke Kaltim melalui Nunukan, Tarakan, dan Bulungan. Ketiganya wilayah Kalimantan Utara (Kaltara), dan dari negara tetangga Malaysia.
Wilayah edar jaringan ini tidak sebatas Kaltim dan Kaltara, tapi juga Sulawesi dan Pulau Jawa. Bos besar yang tak tersentuh ditengarai ada delapan orang. Mereka tidak berdomisili di Kaltim. Empat di antaranya warga negara Singapura dan Malaysia, sisanya dari Jakarta, Surabaya, dan Makassar.
Menurut dia, Kaltim menjadi sasaran bandar besar. Data Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Universitas Indonesia (UI) pada 2011 secara nasional, Kaltim berada di urutan ketiga. Kecenderungan pengguna paling banyak, dengan usia pemakai 10–59 tahun. Lalu, naik satu peringkat pada 2014–2015.
Dari pengungkapan, kawasan rawan narkoba di Balikpapan Barat antara lain sekitar pelabuhan ITCI, Kelurahan Batu Arang, Kampung Baru, Sultan Hasanuddin, Gunung Bugis, dan Kelurahan Baru Ulu. (aim/ms/k15)