Virus mematikan HIV sudah menyebar ke lokalisasi kelas teri di Manggar Sari. Sayangnya saat pembongkaran, para penghuni lenyap. Pemerintah kota memilih tak bicara banyak.
BALIKPAPAN – Isu tak sedap merebak dari lokalisasi Manggar Sari di Balikpapan Timur. Meluas kabar ada delapan orang pekerja seks komersial (PSK) positif mengidap human immunodeficiency virus (HIV). Tapi Pemerintah Kota Balikpapan tutup mulut lebih jauh soal para pengidap virus itu.
Yang pasti, pemerintah kota sudah memutuskan untuk melakukan penertiban di lokalisasi yang kerap kucing-kucingan dengan aparat itu. Dan sudah dilakukan Selasa (7/1) malam.
Penertiban berupa pembongkaran kamar-kamar yang remang tersebut dilakukan oleh tim gabungan. Sejumlah personel Satpol PP diturunkan bersama TNI dan Polri. Penertiban dipimpin Kepala Satpol PP Zulkifli.
Tapi penghuni belasan wisma tak terlihat. Terbetik kabar penertiban bocor sehingga tak ditemukan aktivitas seperti biasa. Petugas hanya sempat menemukan miras dan mengamankan.
Kaltim Post melakukan konfirmasi kepada Dinas Kesehatan Kota soal kabar adanya delapan penghuni pengidap HIV tersebut. Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Kesehatan Kota Andi Sri Juliarty mengaku kasus tersebut tidak menjadi konsumsi publik.
Dia menegaskan informasi terkait pasien seharusnya tidak terpublikasi. Sebab saat rapat muspida bersama Wali Kota Rizal Effendi, sudah ditetapkan tidak ada penyebutan angka. Ia menyebut bocornya informasi ini merupakan suatu kesalahan.
Ia pun menyerahkan wewenang kepada Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Balikpapan dan Satpol PP. Terkait penindaklanjutan beredarnya informasi tersebut.
“Sejak awal kami tidak akan memberi pernyataan apa pun. Kami hanya fokus ke pengobatan,” ujarnya.
Dirinya meminta waktu agar bisa fokus menyelesaikan hal tersebut dari segi medis. Ia pun bersikukuh tidak dapat berkomentar lebih terkait hal ini.
Lokalisasi Manggar Sari sudah berkali-kali ditutup. Tapi ketidaktegasan pemerintah kota membuat penghuni masih saja bisa beroperasi. Meski terkesan kucing-kucingan. Tak ada razia praktik esek-esek melenggang mulus. Saat ada penertiban penghuni menghilang, seperti yang terjadi pada Selasa (7/1) malam itu. (*/okt/ms/k15)