SANGATTA–Perubahan cuaca bisa terjadi kapan saja. Untuk kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap dampak cuaca ekstrem, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutim menyiapkan tim sebagai antisipasi.
Membentuk tim gabungan berjumlah 350 personel, menjadi ujung tombak dalam antisipasi bencana. Berkaca dari bencana yang melanda Indonesia sejak awal tahun, salah satunya banjir yang menenggelamkan sebagian daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Di Kutim, kondisi air sungai Sangatta meningkat. Terlihat dari ponton penyeberangan Sangatta Utara-Sangatta Selatan yang mulai tergenang air.
Bupati Kutim Ismunandar menuturkan, di beberapa daerah, hampir seluruh wilayah Indonesia mengalami musim hujan dengan intensitas cukup tinggi. Jadi, mengakibatkan banjir dan pergeseran tanah. Orang nomor satu di Kota Tercinta, sebutan Kutim, menganggap hal tersebut perlu dicegah.
"Bersama TNI dan Polri, serta seluruh instansi terkait mengajak masyarakat Kutim untuk meningkatkan kepedulian wilayahnya. Dalam hal pencegahan dan penanganan bencana alam, yang bersifat banjir atau longsor," pintanya. Dalam kesempatan itu, Ismu, sapaan akrab Ismunandar, mencontohkan banjir di Jakarta hingga memakan korban jiwa dan kerugian materiil yang cukup besar. "Itu berdampak bagi seluruh masyarakat Indonesia, bencana itu (banjir) berpotensi pula terjadi di sini (Kutim). Makanya harus siaga," tegasnya. Diprediksi, cuaca ekstrem bisa terjadi selama sepekan ke depan.
Sangatta Utara, Sangatta Selatan, hingga Muara Bengkal, kawasan yang kerap diterpa banjir tahunan, menjadi titik yang harus diwaspadai. Termasuk longsor di daerah Rantau Pulung. Biasanya, longsor terjadi setelah musim panas berkepanjangan, kemudian disusul musim hujan. Tanah merekah, kemudian terisi air, sehingga gembur dan menyebabkan tanah mudah bergeser ke tempat lebih rendah.
Pencegahan dan penanganan, lanjut Ismu, bukan sekadar dilaksanakan ketika terjadi bencana. "Potensi curah hujan diperkirakan terus meningkat. Jadi, waspada sampai semua benar-benar normal," tuturnya. Dia berharap, setiap wilayah di Kutim yang rawan bencana, untuk intens melaporkan perkembangan situasi wilayahnya sebagai upaya pencegahan. "Sejak dini diantisipasi daerah yang berpotensi terjadi hal yang tidak diinginkan," tandasnya. (*/la/dra2/k8)