Waspada Cuaca Ekstrem, Diprediksi Terjadi Sepekan ke Depan

- Rabu, 8 Januari 2020 | 12:46 WIB
WAJIB DIANTISIPASI: Longsor yang terjadi di Kecamatan Rantau Pulung pekan lalu menjadi contoh daerah yang harus terus dipantau. Mengingat, cuaca ekstrem masih menyelimuti hampir seluruh Kutim.
WAJIB DIANTISIPASI: Longsor yang terjadi di Kecamatan Rantau Pulung pekan lalu menjadi contoh daerah yang harus terus dipantau. Mengingat, cuaca ekstrem masih menyelimuti hampir seluruh Kutim.

SANGATTA–Perubahan cuaca bisa terjadi kapan saja. Untuk kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap dampak cuaca ekstrem, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutim menyiapkan tim sebagai antisipasi.

Membentuk tim gabungan berjumlah 350 personel, menjadi ujung tombak dalam antisipasi bencana. Berkaca dari bencana yang melanda Indonesia sejak awal tahun, salah satunya banjir yang menenggelamkan sebagian daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Di Kutim, kondisi air sungai Sangatta meningkat. Terlihat dari ponton penyeberangan Sangatta Utara-Sangatta Selatan yang mulai tergenang air.

Bupati Kutim Ismunandar menuturkan, di beberapa daerah, hampir seluruh wilayah Indonesia mengalami musim hujan dengan intensitas cukup tinggi. Jadi, mengakibatkan banjir dan pergeseran tanah. Orang nomor satu di Kota Tercinta, sebutan Kutim, menganggap hal tersebut perlu dicegah.

"Bersama TNI dan Polri, serta seluruh instansi terkait mengajak masyarakat Kutim untuk meningkatkan kepedulian wilayahnya. Dalam hal pencegahan dan penanganan bencana alam, yang bersifat banjir atau longsor," pintanya. Dalam kesempatan itu, Ismu, sapaan akrab Ismunandar, mencontohkan banjir di Jakarta hingga memakan korban jiwa dan kerugian materiil yang cukup besar. "Itu berdampak bagi seluruh masyarakat Indonesia, bencana itu (banjir) berpotensi pula terjadi di sini (Kutim). Makanya harus siaga," tegasnya. Diprediksi, cuaca ekstrem bisa terjadi selama sepekan ke depan.

Sangatta Utara, Sangatta Selatan, hingga Muara Bengkal, kawasan yang kerap diterpa banjir tahunan, menjadi titik yang harus diwaspadai. Termasuk longsor di daerah Rantau Pulung. Biasanya, longsor terjadi setelah musim panas berkepanjangan, kemudian disusul musim hujan. Tanah merekah, kemudian terisi air, sehingga gembur dan menyebabkan tanah mudah bergeser ke tempat lebih rendah.

Pencegahan dan penanganan, lanjut Ismu, bukan sekadar dilaksanakan ketika terjadi bencana. "Potensi curah hujan diperkirakan terus meningkat. Jadi, waspada sampai semua benar-benar normal," tuturnya. Dia berharap, setiap wilayah di Kutim yang rawan bencana, untuk intens melaporkan perkembangan situasi wilayahnya sebagai upaya pencegahan. "Sejak dini diantisipasi daerah yang berpotensi terjadi hal yang tidak diinginkan," tandasnya. (*/la/dra2/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X