Perpanjangan Runway Bandara APT Pranoto Masih Tak Jelas

- Selasa, 7 Januari 2020 | 09:23 WIB
Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Samarinda. Landasan pacu (runway) bandara ini akan diperpanjang sekitar 2.700–3.000 meter. Adapun saat ini, panjang runway bandara di Samarinda Utara itu hanya 2.250 meter.
Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Samarinda. Landasan pacu (runway) bandara ini akan diperpanjang sekitar 2.700–3.000 meter. Adapun saat ini, panjang runway bandara di Samarinda Utara itu hanya 2.250 meter.

SAMARINDA­–Kaltim bakal banyak kecipratan proyek-proyek besar dari APBN, khususnya di bidang transportasi, tahun ini. Tak terkecuali Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Samarinda. Landasan pacu (runway) bandara ini akan diperpanjang sekitar 2.700–3.000 meter. Adapun saat ini, panjang runway bandara di Samarinda Utara itu hanya 2.250 meter.

“Selain itu, perluasan terminal dan taxiway. Semua akan digunakan dengan dana APBN,” ucap Gubernur Kaltim Isran Noor. Pengembangan itu, sambung dia, tak lepas dari keberadaan Bandara APT Pranoto sebagai penunjang ibu kota negara (IKN) nantinya. Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) APT Pranoto Dodi Dharma Cahyadi menambahkan, sebelumnya, di akhir 2019 bandara ini sempat ditutup untuk perbaikan taxiway.

Namun, begitu dibuka kembali, pengunjung bandara langsung ramai. Jadi, pembangunan taxiway baru dengan konstruksi rigid pavement untuk menunjang kelancaran operasional bandara diprioritaskan dikerjakan tahun ini. Selain itu, dua garbarata baru akan dibangun. Termasuk pemasangan pagar bandara. “Terminal juga mau kami ubah konsep desain interiornya. Selain itu, banyak tenant baru yang akan masuk. Kami juga akan membangun sky garden. Biar pengunjung makin nyaman dan menikmati bandara ini," terang Dodi.

Pengembangan Bandara APT Pranoto pada tahun depan mengandalkan dana Rp 70 miliar dari APBN. Juga, ada tambahan anggaran dari PNBP. Namun yang perlu digarisbawahi, sambung dia, runway Bandara APT Pranoto mesti “diopname” dahulu untuk pemeriksaan dengan baik oleh para ahli. Dari hasil pengecekan itu, baru bisa dilakukan perbaikan dan pembangunannya. "Jadi, belum tahu bakal dimulai tahun ini juga atau tahun depan," sebut Dodi.

Sementara itu, pemasangan air field lighting (AFL) system atau lampu landasan pacu, termasuk lampu-lampu di sekitar apron dan taxiway, selesai akhir Desember 2019. Kemudian, akan ada masa pemeliharaan hingga enam bulan ke depan. Sehingga diharapkan pada pertengahan 2020, penerbangan malam bisa dilakukan di Bandara APT Pranoto Samarinda. Dikatakan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Bandara APT Pranoto punya progres cukup bagus soal penumpang. Untuk bandara yang baru setahun dioperasikan, APT Pranoto tiap hari melayani 4 ribu penumpang. Artinya, lebih 1 juta orang tiap tahun.

 

"Kecenderungan penumpangnya naik terus. Tidak ada masalah di terminal. Hanya di airside (sisi udara) ada masalah," sambungnya. Dia mengungkapkan, lahan di bawah airside Bandara APT Pranoto adalah rawa gambut yang ditimbun. Sehingga, tidak ada konsistensi daya dukung dari tanah di sekitar terhadap landasan atau taxiway yang ada. "Saya inventarisasi dan dapat informasi kalau lahan gambut itu sensitif kalau kena genangan air bisa bonyok dan menurun. Jadi, kami akan konsultasi dengan Kementerian PU (Pekerjaan Umum) dan ahlinya," papar dalam kunjungannya ke bandara tersebut, akhir Desember 2019.

 

Sementara ini, salah satu solusi yang diketahuinya adalah dengan membangun drainase dan membuat kolam tampung. Jadi, tidak ada genangan di sisi udara bandara ini. Selain itu, saat ini akses satu-satunya menuju Bandara APT Pranoto adalah melalui Jalan DI Pandjaitan yang rawan banjir dan kemacetan. Pemkot Samarinda tengah berjuang membebaskan lahan untuk jalan pendekat dari Jembatan Mahkota II. Rencananya, jalan pendekat ini melayani lalu lintas dari Kecamatan Sambutan untuk bisa langsung menuju Bandara APT Pranoto melalui Kelurahan Mugirejo. Namun, hingga saat ini, pembebasan jalan pendekat ini belum juga rampung.

 Padahal, bandara ini baru beroperasi 14 bulan, tapi sudah mendapat predikat bandara kelas I. Juga, tiap hari melayani penumpang 4–5 ribu jiwa yang berasal dari berbagai kabupaten/kota di Kaltim. Di antaranya, Samarinda, Kutai Kartanegara, Bontang, Kutai Timur, Kutai Barat, dan Mahakam Ulu. Jadi, akses menuju bandara ini sangat penting untuk menunjang mobilitas warga. Apalagi, jika nanti IKN sudah berjalan yang artinya bakal lebih dinamis.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kaltim Taufik Fauzi mengatakan, pembangunan Tol Samarinda-Bontang nantinya juga memerhatikan akses menuju Bandara APT Pranoto. Sehingga, masyarakat lebih mudah mencapai bandara.

Baik yang dari Bontang maupun Samarinda. "Diperkirakan untuk membangun tol ini perlu anggaran Rp 11 triliun termasuk Rp 1 triliun untuk pembangunan jembatan di Sungai Buaya," pungkasnya. (nyc/rom/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X