Cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Berau dalam beberapa pekan terakhir ini mulai memakan korban. Seorang nelayan dinyatakan hilang saat melaut.
NELAYAN tersebut bernama Sardin (44), warga Kampung Tanjung Prepat, Kecamatan Bidukbiduk. Terakhir kali keberadaannya terdeteksi di kawasan perairan Pulau Tangkapaan dan Pulau Uraban, Perairan Bidukbiduk.
Rabu malam (1/1) pukul 20.00 Wita, dia berpamitan kepada sang istri, Narsiah, untuk melaut. Saat itu, kondisi cuaca sedang hujan disertai angin kencang. Dia mengatakan akan melaut selama dua hari. Sejak itu hingga kemarin, dia belum kembali ke rumah.
Kapolres Berau AKBP Edy Setyanto Erning menuturkan, pihaknya terus mencari keberadaan korban. Namun, karena peralatan minim dan tiadanya Basarnas di daerahnya, pencarian menjadi lebih menantang. “Cuaca ekstrem juga berpengaruh ke pencarian. Gelombang cukup tinggi,” katanya kepada Berau Post (Kaltim Post Group).
Edy menerangkan, Sardin melaut menggunakan ketinting dengan mesin berkapasitas 25 PK. Setelah tidak kunjung pulang dari waktu yang dijanjikan, anak Sardin mencari sang ayah, ditemani warga. “Pencarian pada hari pertama nihil,” ujarnya.
Pada Minggu (5/1) pukul 07.00 Wita, warga bersama anggota kepolisian dan TNI kembali mencari Sardin. Lagi-lagi cuaca tidak bersahabat mengadang mereka. Gelombang tinggi mencapai 2 meter menghalau upaya mereka. “Untuk waktu, menurut SAR kan sepekan. Namun, jika cuaca membaik, kami terus mencari korban,” ujar Edy.
Mantan kapolres Raja Ampat tersebut saat ini belum bisa berspekulasi mengenai penyebab hilangnya Sardin. Mereka ingin tetap berfokus mencari keberadaannya. “Kalau dugaan sementara karena cuaca ekstrem pada saat ia melaut,” pungkasnya. (*/hmd/kpg/ndy/k8)