Okupansi Hotel Sentuh Level Tertinggi

- Senin, 6 Januari 2020 | 10:59 WIB
Perpindahan ibu kota negara (IKN) ke Kaltim membuat kinerja perhotelan di Bumi Etam pada kuartal IV mengilap. Bahkan pada November lalu berhasil mencatatkan nilai okupansi tertinggi sejak tiga tahun terakhir, di level 64, 37 persen.
Perpindahan ibu kota negara (IKN) ke Kaltim membuat kinerja perhotelan di Bumi Etam pada kuartal IV mengilap. Bahkan pada November lalu berhasil mencatatkan nilai okupansi tertinggi sejak tiga tahun terakhir, di level 64, 37 persen.

Perpindahan ibu kota negara (IKN) ke Kaltim membuat kinerja perhotelan di Bumi Etam pada kuartal IV mengilap. Bahkan pada November lalu berhasil mencatatkan nilai okupansi tertinggi sejak tiga tahun terakhir, di level 64, 37 persen.

SAMARINDA – Tak hanya pejabat pemerintahan, perpindahan IKN ke Kaltim turut mendorong perjalanan bisnis pada pelaku usaha ke Bumi Etam. Selain melihat peluang ekspansi, mereka juga berusaha menjalin kerja sama dengan pengusaha lokal.

Tren ini berdampak pada tingkat penghunian kamar (TPK) perhotelan. Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mencatat mulai Oktober lalu okupansi sudah menyentuh level 60 persen. Tepatnya pada sebesar 61,06 persen pada Oktober dan 64,37 persen. Jika dibandingkan dengan November 2018, terjadi peningkatan TPK sebesar 10,99 poin. Okupansi ini tercatat sebagai yang tertinggi sejak tiga tahun terakhir.

Kepala BPS Kaltim Anggoro Dwitjahyono mengatakan, okupansi pada 2019 merupakan tren tertinggi sejak tiga tahun terakhir. Tren apik ini dimulai Mei lalu. Pergerakannya terus meningkat dan pada Desember diprediksi lebih tinggi karena bertepatan dengan libur Natal dan tahun baru. “Bukan hanya dari kegiatan pemerintah, tapi ini dampak dipilihnya Kaltim sebagai IKN baru. Jadi kunjungan orang luar daerah juga meningkat,” jelasnya, Minggu (5/1).

Jika dilihat dari beberapa tahun lalu, setiap akhir tahun okupansi pasti menunjukkan peningkatan. Tapi tahun ini tercatat paling tinggi sejak 2017. Kondisi ini menjadi semangat baru di dunia perhotelan Kaltim. “Mungkin ini merupakan hikmah IKN, atau ada faktor-faktor pendukung lainnya. Tapi yang jelas secara data kinerjanya sangat baik,” terangnya.

Terpisah, Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kaltim Muhammad Zulkifli mengatakan, peningkatan okupansi pada akhir tahun merupakan hal wajar. Kinerja apik ini disebabkan banyak faktor. Salah satunya kegiatan pemerintah. Hal itu, sudah menjadi tren setiap tahunnya. Sebab, pemerintah kebanyakan menghabiskan anggaran sehingga kegiatan di hotel meningkat.

“Tapi yang jelas peningkatan tertinggi tiga tahun terakhir bisa terjadi, karena sudah ada dua bandara besar yang beroperasi di Kaltim. Beroperasinya Bandara APT Pranoto berperan besar terhadap peningkatan okupansi,” jelasnya.

Selain itu, ditetapkannya Kaltim menjadi IKN juga menjadi faktor pendukung. Banyak orang yang akhirnya ke Kaltim dan memerlukan penginapan yang layak. Sehingga okupansi di Bumi Etam turut terdongkrak. “Kita tidak bisa terlepas dari pertumbuhan ekonomi Kaltim yang semakin membaik. Pada triwulan ketiga ekonomi Kaltim tumbuh 6 persen, itu pasti berpengaruh pada kunjungan hotel,” tuturnya.

Menurutnya, sejumlah pengusaha banyak yang ingin membangun hotel di Samarinda. Hal ini menunjukkan prospek bisnis di bidang perhotelan semakin besar. Para investor itu pasti melihat prospek bisnis terlebih dahulu. Pertumbuhan ekonomi Kaltim semakin baik, jelas membuat kunjungan dan daya beli ke Kaltim juga semakin baik. “Kita optimistis kunjungan bisa lebih baik tahun ini,” tutupnya. (ctr/ndu/k18)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X