Perempuan yang sudah puber, pasti mengalami haid atau menstruasi. Hal ini wajar dan terjadi setiap bulan. Terkecuali jika sedang hamil atau memasuki menopause. Kendati demikian, ada pula beberapa perempuan yang sudah melebihi usia 17 tapi tak juga kunjung haid. Waspadalah, bisa saja itu menjadi tanda awal dari amenorrhea.
MENSTRUASI ditandai dengan meluruhnya lapisan dinding rahim, sehingga terjadilah perdarahan. Ditemui tengah pekan lalu, dr Muhammad Anggit Nugroho SpOg menginformasikan, umumnya, siklus menstruasi normal rata-rata terjadi setiap 28 hari. Ada pula yang memiliki siklus haid sekitar 25–35 hari.
“Ini masih terhitung normal. Perempuan dianggap memiliki haid teratur kalau menstruasi datang setiap 23 hari atau setiap 35 hari. Atau di mana saja di antara rentang waktu ini. Menstruasi yang normal berlangsung antara tiga sampai tujuh hari,” tutur dokter yang akrab disapa Anggit itu.
Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi berbeda-beda. Walaupun begitu, rata-rata siklus menstruasi adalah 28 hari. Kendati demikian, bagaimana halnya dengan perempuan yang tak kunjung haid padahal dirinya tidak sedang hamil bahkan belum menopause? Bisa jadi itu amenorrhea.
Kondisi medis yang lebih akrab disebut amenore ini merupakan kondisi yang membuat perempuan tidak mengalami menstruasi. Terbagi menjadi dua, primer dan sekunder. Amenore primer merupakan kondisi di mana seorang perempuan sama sekali belum mengalami haid pertama setelah berusia 16 tahun atau lebih. Remaja putri pada umumnya mulai menstruasi pada usia 9–18 tahun, dengan rata-rata usia 12 tahun.
“Ada juga nih, amenore sekunder. Kondisi saat seorang perempuan tidak mengalami menstruasi selama tiga siklus, padahal sebelumnya sudah pernah menstruasi,” ungkap Anggit.
Sepengalaman Anggit, dibandingkan amenore primer, pasien yang mengalami amenore sekunder lebih sering dijumpai. Kendati demikian, hal ini tidak boleh disepelekan. Sebab, siklus haid yang tidak lancar memengaruhi kesehatan tubuh.
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi itu menyayangkan, sebab faktor terjadinya amenore umumnya sering disalahpahami sebagai sebuah kehamilan yang tidak terdiagnosis. “Secara klinis, seorang perempuan berusia 13 yang belum mengalami tanda-tanda pubertas seperti pertumbuhan payudara dan belum haid, dianjurkan memeriksakan diri ke dokter. Begitu juga perempuan yang sudah mengalami menstruasi, tetapi tidak mendapat haid dalam jangka waktu 90 hari sejak haid terakhir,” imbaunya.
Anggit menjawab ragu, karena musabab dari terjadinya amenore beragam. Terlebih harus diperiksa dulu, pasien tersebut mengidap amenore primer atau amenore sekunder. Sebab, beda kategori, beda penyebab, dan beda pula penanganannya.
“Amenore primer dan sekunder dapat terjadi karena berbagai penyebab. Beberapa merupakan penyebab alami, sementara yang lain disebabkan karena kondisi medis tertentu yang harus ditangani,” ujarnya.
Penyebab alami yang dimaksud biasa karena kehamilan, menyusui, dan menopause. Bisa juga muncul karena kelainan fisik. Di antaranya, masalah struktural pada organ reproduksi wanita.
Misal adanya kelainan bawaan sejak lahir, tumor, atau infeksi yang terjadi pada rahim setelah melahirkan. Pada kasus yang jarang, amenore dapat disebabkan karena sindrom asherman, yang terjadi akibat terbentuknya jaringan parut pada rahim setelah operasi. (*/nul*/rdm2/k16)
