Begini Cara Mengenalkan Resolusi pada Anak

- Senin, 6 Januari 2020 | 10:02 WIB
JALIN KOMUNIKASI: Seandainya resolusi gagal diwujudkan, orangtua bisa berdiskusi dan evaluasi dengan anak. Cari penyebab yang membuat itu tak bisa tercapai. (MEDIUM.COM)
JALIN KOMUNIKASI: Seandainya resolusi gagal diwujudkan, orangtua bisa berdiskusi dan evaluasi dengan anak. Cari penyebab yang membuat itu tak bisa tercapai. (MEDIUM.COM)

Suasana tahun baru masih kentara. Umumnya, tiap orang memiliki target atau keinginan yang rencananya akan dicapai selama setahun ke depan. Dikenal sebagai resolusi. Selama ini, resolusi identik oleh orang dewasa. Namun, nyatanya anak-anak bisa membuat resolusi. Peran orangtua sangat penting dan dibutuhkan. Membimbing anak jadi cara tepat.

 

MENURUT Yulia Wahyu Ningrum, psikolog klinis, mengungkapkan bahwa resolusi justru mempermudah hidup seseorang agar lebih teratur dan fokus dalam mencapainya. Tidak sedikit orang yang meremehkan resolusi dan menganggap hanya formalitas.

Pada anak, resolusi cukup dikenalkan saja. Bisa pula dianggap sama seperti cita-cita yang dibangun untuk memberi tujuan kepada anak tentang arah hidup dan ke mana langkah setelah sekolah. Namun, cita-cita lebih mengarah pada tujuan jangka panjang. Resolusi sebaliknya. Idealnya, anak bisa dikenalkan tentang resolusi pada usia tujuh tahun. Di bawah itu, mereka hanya diajarkan membuat rencana harian atau bulanan saja. Kerja sama antar-orangtua dan anak diperlukan.

“Bisa dimulai dengan hal simpel. Contohnya, tahun baru nanti harus lebih rajin beribadah, rajin minum air putih, makan buah, atau mulai menabung. Jadi, anak terbiasa memiliki perencanaan hidup yang baik,” jelas psikolog dari Biro Psikologi Matavhati Samarinda.

Menurut Yulia, tidak ada kewajiban anak membuat resolusi. Sebab, sifatnya hanya pengenalan. Kecuali untuk anak yang sudah di atas 13 tahun. Bisa mulai diterapkan dan konsistensinya dijaga. Jika orangtua tak konsisten, anak akan menganggap bahwa resolusi hanya kewajiban pada awal tahun. Tanpa memiliki makna mendalam. Cara paling mudah untuk menjelaskan pengertian resolusi pada anak bisa menggunakan bahasa yang sederhana dan gampang dicerna.

“Orangtua bisa mengajak anak membuat daftar rencana. Sesuaikan kondisi anak. Apakah dia ingin les musik atau khatam Quran. Bisa dicatat kemudian ditempel supaya anak jadi semangat. Ajari mereka soal perencanaan sedini mungkin,” imbuh Yulia.

Ada sedikit perbedaan antara anak pra-sekolah dan sekolah mengenai resolusi. Dijelaskan Yulia, anak pra-sekolah belum paham konsep sebab-akibat, terlebih untuk terus konsisten dengan rencana tahunan. Sedangkan anak sekolah sebaliknya. Cara lain, bisa dikenalkan step by step. Misalkan, Februari bisa beli sepatu baru, Maret bisa beli sepeda baru, dan Agustus boleh liburan. Supaya terbiasa. Resolusi pun harus ada targetnya tiap bulan. Orangtua bisa menangani daftarnya.

“Ada dua hal positif yang bisa ditangkap dari resolusi. Rencana dan konsistensi. Selama saya jadi psikolog, dua hal itu kerap saya ingatkan. Hati-hati untuk orangtua yang perfeksionis dan kaku. Jangan sampai membuat resolusi terlalu panjang dan tidak disanggupi anak. Kalau tak tercapai, ada proses evaluasi,” tegas perempuan berhijab itu.

Bicara evaluasi, orangtua dan anak bisa berdiskusi bersama. Disertai catatan agar anak mampu memahami letak kegagalannya. Melalui obrolan tersebut, pasti ada jalan keluarnya. Orangtua bakal menyarankan sesuatu agar ke depannya anak bisa lebih maksimal meraih tujuan awal.

“Jika sedari awal orangtua tidak menganggap resolusi sebagai hal penting, jangan paksa anak untuk mengikutinya. Akhirnya ya membuat anak enggak konsisten dan menganggap resolusi itu seperti hal biasa saja,” pungkasnya. (*/ysm*/rdm2/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X