Kecantol Sepeda Ontel

- Senin, 6 Januari 2020 | 09:59 WIB
MERASA TERPANGGIL: Rory merasa dia dan kumpulan sepeda ontelnya itu seperti berjodoh. Kerap kali dia merasa terpanggil untuk membawa beberapa sepeda ontel yang dijual ke rumah.
MERASA TERPANGGIL: Rory merasa dia dan kumpulan sepeda ontelnya itu seperti berjodoh. Kerap kali dia merasa terpanggil untuk membawa beberapa sepeda ontel yang dijual ke rumah.

Barang antik biasanya meninggalkan kesan tersendiri. Termakan usia, barang tersebut pasti memiliki nilai historis yang harus dijaga. Sebut saja kendaraan yang punya peran penting di zaman dulu, sepeda. Sering dipakai orang-orang berada di zamannya. Rory Roihan Al Maududi salah satu yang jatuh cinta dengan sepeda ontel.

DI pekarangan rumah sederhananya, terlihat berbagai sepeda kuno. Dari desainnya saja sudah bisa ditebak jika usia sepeda tersebut menginjak angka puluhan tahun. Rory Roihan Al Maududi menyambut ramah. Dia menunjuk ke salah satu sepeda yang jadi favoritnya. Sebuah radio kuno turut terpasang di sana.

Kesukaannya terhadap sepeda ontel bermula pada 2008. Rory mengenal sepeda kuno karena pernah dipinjamkan salah seorang teman. Temannya pun turut mengajak Rory berkeliling mengayuh sepeda bersama penikmat sepeda ontel lain. Saat itu, dia tak pikir dua kali. Sekadar ikut, pikirnya. Walhasil, Rory jadi lebih tertarik dan memutuskan langsung membeli sepeda sendiri.

“Dulu itu ada yang jual di Jalan Biawan dan saya dapat sepeda Fongers seharga Rp 310 ribu. Keluaran 1956. Malah, saya dulunya lebih suka koleksi motor kuno. Namun, karena jenuh, akhirnya cari alternatif lain. Sepeda ontel ini yang bikin saya sreg,” ungkap Rory.

Pada dasarnya, Rory mengaku senang dengan barang antik seperti televisi atau radio klasik. Terlepas dari itu, dirinya memang kerap dipenuhi rasa penasaran. Bahkan sampai membaca literatur tentang sepeda lawas. Dari situ dia mulai tahu perihal jenis dan bentuk sepeda. Setelah membeli sepeda pertama, Rory mulai memburu yang lain satu per satu. Terkumpul banyak saat sekitar 2015.

Ada yang dia dapatkan di Samarinda, ada pula di Pulau Jawa karena lebih variatif pilihannya. Sejauh ini, ada tujuh sepeda kepunyaan Rory. Selain Fongers keluaran 1956, ada pula sepeda Simplex untuk perempuan yang dia dapat seharga Rp 1,8 juta keluaran 1947, Fongers PFG sebesar Rp 1 juta, dua unit Festing yang masing-masing seharga Rp 500 ribu, serta Raleigh seharga Rp 500 ribu sekitar 1940–1950an. Seiring berjalannya waktu, mungkin saat ini harga sudah melambung naik.

“Soal sepeda ini biasanya saling sharing juga dengan teman-teman di Komunitas Sepeda Kuno (KSK). Termasuk kalau ada info sepeda ontel baru, biasanya saya diberi tahu. Misalkan saya memang tertarik, kadang sudah disimpankan khusus untuk saya,” imbuh pria berkacamata itu.

Ketika masih berstatus mahasiswa, dia sambil mencari pekerjaan lain agar bisa menabung untuk hobinya. Menurutnya, uang itu bakal lebih berguna jika dipakai untuk hal positif. Tak sekadar hobi, dia juga ingin hobi ini mendatangkan rezeki. Terkadang, Rory bisa menyewakannya jika ada yang ingin meminjam. Sekaligus investasi. Rory kembali bercerita, pernah ada seseorang yang ingin membeli salah satu sepeda miliknya. Rory tidak rela jika harus menjualnya. Walhasil, dia menolak tawaran tersebut meski berjanji akan dibeli dengan harga tinggi. Ada beberapa faktor. Selain jadi favorit, sepeda tersebut sudah cukup sulit untuk ditemukan.

“Mungkin bagi awam agak sulit untuk mengenali keaslian sepeda. Tapi kalau dari saya biasanya berpatok sama nomor seri di sepeda. Biasanya sepeda keluaran tahun berapa pun bakal terdaftar,” pungkasnya. (*/ysm*/rdm2/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puasa Pertama Tanpa Virgion

Minggu, 17 Maret 2024 | 20:29 WIB

Badarawuhi Bakal Melanglang Buana ke Amerika

Sabtu, 16 Maret 2024 | 12:02 WIB

TWICE Catat Rekor Penjualan dan Chart Billboard

Selasa, 5 Maret 2024 | 14:35 WIB

Cinta Sebut Keputusan Punya Anak di Tangannya

Selasa, 5 Maret 2024 | 13:50 WIB

Film Superhero Alami Kejenuhan

Selasa, 5 Maret 2024 | 11:10 WIB

Lutesha Belajar Motor Kopling

Sabtu, 2 Maret 2024 | 09:02 WIB
X