TBC, 300 Orang Meninggal Setiap Hari di Indonesia

- Sabtu, 4 Januari 2020 | 12:49 WIB
BATUK BERULANG: Batuk yang tak kunjung sembuh dalam tiga minggu harus dicurigai TBC. Dokter akan memeriksa lebih lanjut. Demam dan nafsu makan berkurang juga bisa jadi tolak ukur. (THEHITS.CO.NZ)
BATUK BERULANG: Batuk yang tak kunjung sembuh dalam tiga minggu harus dicurigai TBC. Dokter akan memeriksa lebih lanjut. Demam dan nafsu makan berkurang juga bisa jadi tolak ukur. (THEHITS.CO.NZ)

PADA bagian paru dan pernapasan, dikenal dua penyakit yang penderitanya paling banyak yakni tuberkulosis (TBC) dan asma. Sepanjang 2019, penderitanya tetap banyak dan diprediksi bakal masih berada di jumlah yang stagnan atau bertambah. Pertama yang bakal dibahas adalah TBC. Disampaikan dr Emil Bachtiar Moerad, SpP, TBC adalah penyakit menular namun bisa disembuhkan. Disebabkan kuman mycobacterium tuberculosis.

Salah satu cara menularnya bisa melalui penderita yang batuk di depan bukan penderita. Emil mengatakan, TBC merupakan pembunuh manusia nomor satu di penyakit infeksi. Orang dengan daya tahan tubuh lemah mudah terkena TBC seperti pengidap HIV/AIDS dan diabetes. Jadi, turut menyumbang angka kematian bagi pengidap tersebut.

“Kalau cepat ditangani sejak awal, bisa sembuh dalam waktu enam bulan. Dibarengi dengan mengonsumsi obat anti-tuberkulosis atau OAT. Dua bulan pertama, OAT diminum tiap hari. Empat bulan berikutnya minum selang sehari,” ungkap Emil ditemui di Klinik Graha Respirasi Semesta Samarinda.

Dibeberkan Emil, Indonesia berada di peringkat dua dunia untuk penderita TBC terbanyak. Di Indonesia, dalam satu hari ada 300 orang meninggal karena TBC. Gejala utama biasanya karena batuk yang tidak kunjung sembuh dalam waktu tiga minggu. Namun, batuk tersebut muncul tanpa sebab jelas. Bisa disertai dahak atau tidak. Ditegaskan Emil, jika hal itu terjadi patut dicurigai. Harus diperiksa untuk mengetahui apakah positif TBC atau tidak sehingga bakal ditentukan penanganan selanjutnya. Kemudian, demam pada waktu tertentu diikuti nafsu makan berkurang. Berat badan merosot tajam.

“Agar penyembuhan maksimal, OAT harus dikonsumsi tiap hari dan rutin selama enam bulan. OAT itu sekali minum ya tergantung berat badannya. Satu pil untuk berat badan 15 kilogram. Kalau beratnya 30 kilogram, berarti minum dua pil. Makin berat, makin bertambah pilnya,” lanjut Emil.

Selain rutin minum obat, Emil menyarankan memperbaiki gizi. Perbanyak protein seperti susu dan telur. Terpenting, obat itu tidak putus selama enam bulan. Terakhir, mencegah penularan. Untuk bayi bisa diberi vaksin untuk tuberkulosis (BCG). Walau tak menjamin bisa terbebas dari TBC, setidaknya mencegah. Kemudian anak, diberi obat profilaksis demi mencegah.

Penyakit kedua asma. Faktor keturunan. Tidak akan bisa sembuh, sepanjang hidup selalu mengalami. Dasarnya asma itu alergi. Keluhan utama biasanya karena batuk dan sesak napas berulang. Bisa disebut kambuhan dan dibarengi faktor pencetus seperti terkena debu. Asma menyerang saluran napas. Pengobatan paling familier menggunakan inhalasi dengan cara disemprot atau diisap.

“Faktor keturunan itu maksudnya ada bakat kena asma. Misal, orangtua yang ada riwayat asma, berpotensi bakal turun ke anaknya. Ketahuannya bisa kapan saja. Anak, remaja, atau dewasa. Bahkan pernah ada yang asmanya muncul saat sudah usia 30 tahun,” imbuh pria berkacamata itu.

Asma bisa dikontrol. Namun, keparahan asma terbagi empat. Intermiten, ringan, sedang, dan berat. Ada asma tidak terkontrol, misal gejala terjadi terus dan sampai diopname beberapa kali dalam setahun. Kalau terkontrol, tidak pernah ada keluhan dan beraktivitas seperti biasa. “Pasien asma itu harus benar-benar mengenal asma. Tahu obat apa yang harus digunakan dan bisa lakukan senam asma supaya tubuhnya juga bergerak,” pungkasnya. (*/ysm*/rdm2/k8)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X