Listrik Surplus Bikin Masyarakat Leluasa Berbisnis

- Kamis, 2 Januari 2020 | 12:25 WIB
-
-

SAMARINDA – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) siap mendukung masyarakat dan pengusaha di Samarinda yang ingin mengembangkan bisnis. Saat ini, perseroan pelat merah ini mencatat supply listrik di Kota Tepian surplus 300-400 megawatt. Hal itu bisa dimanfaatkan untuk menjalankan bisnis agar listrik tidak hanya untuk konsumsi tapi juga produktif.

Manager Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) PT PLN Samarinda Yuliandra Syahrial Nurdin mengatakan, Samarinda saat ini sistem listriknya sudah baik. Dalam artian tidak ada lagi defisit listrik di daerah-daerah pembangkit. Seperti diketahui, pada 4-5 tahun lalu masalah kerusakan pembangkit sering terjadi. Saat ini sudah tidak lagi, sebab sudah terinterkoneksi dengan sistem di Kalimantan.

“Interkoneksi ini membuat masing-masing pembangkit listrik terhubung, sehingga bisa saling membantu ketika salah satu mengalami masalah,” jelasnya, Rabu (1/1).

Dia menjelaskan, kebutuhan setrum di Kota Tepian hanya 150 megawatt. Saat ini surplusnya mencapai 300-400 megawatt. Jadi, meski ada Samarinda lagi dengan jumlah penduduk dan kebutuhan yang sama, maka kebutuhan listrik di daerah ini masih surplus.

Bahkan untuk menjadi Ibu Kota Negara (IKN) yang baru, Kaltim sudah sangat siap. Sebab pada 2024 akan ada kenaikan tambahan daya listrik mencapai 400 megawatt. “Dengan surplus saat ini saja sudah bisa mencukupi IKN, apalagi dengan ditambahnya pembangkit-pembangkit baru,” ujarnya.

Setiap tahun, tambahnya, PLN selalu mencadangkan listrik 30 persen dari kebutuhan. Kondisinya di Samarinda malah lebih dari 30 persen. Sehingga PLN mengimbau, jika masih ada masyarakat yang belum memiliki listrik, harap segera melapor. Dengan adanya cadangan listrik yang besar, pihaknya berharap sudah tidak ada lagi masyarakat yang tidak berlistrik.

“Sebab saat ini listrik sudah menjadi kebutuhan primer, sehingga kita berusaha terus membuka akses agar bisa dinikmati semua masyarakat,” katanya. Belum lagi listrik hanya dijadikan untuk kegiatan-kegiatan konsumtif. Padahal akan lebih baik jika listrik digunakan untuk sektor produktif. Sebab, setengah dari biaya produksi listrik dibayarkan oleh pemerintah.

Hal itu akan lebih berguna jika listrik digunakan untuk sektor produktif. Contohnya kegiatan konveksi, kegiatan bisnis UMKM dan lainnya. Kaltim saat ini gencar menyuarakan industri hilirisasi. “Kaltim sudah sangat siap untuk industri sebab kebutuhan listriknya yang selalu melebihi kebutuhan,” pungkasnya. (ctr/ndu/k18)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB
X