Animo warga yang melintasi Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) cukup tinggi. Menandakan keberadaan jalan bebas hambatan itu sangat diperlukan publik.
BALIKPAPAN-Euforia masyarakat Kaltim setelah beroperasinya Jalan Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) masih terasa hingga akhir 2019. Tercatat hingga dua hari lalu sebanyak 165.256 kendaraan telah melintas di jalan bebas hambatan yang dioperasikan sejak 19 Desember 2019 itu.
Lonjakan kendaraan tertinggi yang melintasi Tol Balsam terjadi pada momentum akhir pekan terakhir pada 2019. Pada Minggu (29/12) lalu, ada 21.632 kendaraan yang melintas di dua gerbang tol itu. Besar kemungkinan kemarin juga jumlah kendaraan yang melintasi tol cukup tinggi atau menyamai saat momen Natal lalu. Namun, pengelola tol belum mendata jumlah pengendara.
Rinciannya sebanyak 10.250 kendaraan yang berkelebat di Gerbang Tol Samboja, Kutai Kartanegara (Kukar). Sisanya ada 11.382 kendaraan yang menggunakan Gerbang Tol Palaran di Samarinda. “Bisa jadi karena pas liburan akhir tahun,” kata Manager Area Jasa Marga Toll Road Operation (JMTO), Ronny Hendrawan saat dikonfirmasi Kaltim Post, Rabu (1/1).
Kepadatan kendaraan juga sempat terjadi saat momentum libur tahun baru, kemarin pagi. Di mana kemacetan mengular sempat terjadi di Gerbang Tol Palaran. Namun, kondisi tersebut tak berlangsung lama. Dapat diatasi oleh operator bekerja sama dengan pihak kepolisian dan personel yang bertugas di lapangan. “Jadi enggak lama. (Kepadatannya) sudah cair sekitar pukul 14.00 Wita,” kata dia.
Direktur Keuangan dan Administrasi PT Jasamarga Balikpapan Samarinda (JBS) Adik Supriatno mengatakan secara umum, perilaku lalu lintas jalan tol baru dikenali setelah beroperasi dan bertarif minimal enam bulan.
Jika melihat data lalu lintas di Tol Balsam, menurutnya lebih menggambarkan euforia masyarakat Kaltim. Khususnya di Balikpapan dan Samarinda. “Ada lonjakan lebih karena weekend dan mungkin ada event tertentu di dua kota tersebut,” kata dia. Kemudian banyak warga dari Samarinda, Kutai Kartanegara, dan Bontang yang berwisata ke Balikpapan saat momen tahun baru.
Selain itu, dia menilai kemungkinan lainnya yang membuat lonjakan lalu lintas kendaraan di Tol Balsam meningkat, karena warga Samarinda lebih suka menggunakan Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan di Balikpapan. “Khususnya untuk penerbangan dan di atas pukul 17.20 Wita. Tapi, masih perlu evaluasi mendalam terkait hal ini,” ungkapnya.
Meski demikian, jika merujuk data pengguna Tol Balsam, kepemilikan serta penjualan uang elektronik khusus untuk tol sepertinya sudah teratasi. Namun, karena tarif resmi belum ditetapkan, maka transaksi yang tercatat pada uang elektronik adalah nol rupiah. Sehingga data tersebut, belum dapat menjawab pertanyaan tentang kecukupan saldo di uang elektronik yang digunakan pengendara di Tol Balsam.
“Padahal nantinya kecukupan saldo minimal adalah tarif jarak terdekat. Dengan asumsi tarif terdekat yang ada sekarang dari Samboja ke Palaran jaraknya sekitar 60 kilometer dan asumsi tarif per kilometer adalah Rp 1.000. Maka paling tidak saldo yang harus tersedia Rp 70 ribu untuk sekali jalan,” jabar dia.
Adik menambahkan, selanjutnya dengan asumsi pengguna jalan tol membeli uang elektronik yang memiliki saldo sebesar Rp 100 ribu, maka potensi aktivitas top-up atau pengisian saldo akan mendominasi.
