BALIKPAPAN – Sensus Penduduk 2020 tak lagi dilakukan secara manual. Teknologi handphone maupun komputer dengan jaringan internet alias online akhirnya digunakan. Ini menjadi momen sejarah sensus penduduk yang dilakukan setiap 10 tahun sekali.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Balikpapan Achmad Zaini menuturkan, sejumlah faktor sensus dilaksanakan online. Antara lain biaya kertas mahal, perubahan komunitas, meningkatkan respons, meningkatnya mobilitas penduduk, dan ada kelompok yang sulit terjangkau.
“Di Kaltim baru Balikpapan dan Samarinda yang bisa gunakan sensus online. Ini karena penggunaan handphone di daerah ini termasuk tinggi,” katanya.
Sensus Penduduk 2020 akan menggunakan metode kombinasi. Pertama secara mandiri, masyarakat bisa mengikuti sensus penduduk secara kapan dan di mana saja melalui online. Jika ingin melakukan sensus penduduk secara online, masyarakat bisa mengakses website sensus.bps.go.id untuk memperbarui data diri.
“Akses Sensus Penduduk 2020 akan dibuka selama 15 Februari sampai 31 Maret 2020. Caranya cukup memasukkan nomor induk kependudukan (NIK) dan nomor kartu keluarga (KK),” katanya.
Setelah masuk ke laman tersebut, terdapat 21 pertanyaan yang perlu diisi dalam Sensus Penduduk 2020. Di antaranya 14 pertanyaan berupa data diri yang berada pada Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). Misalnya nama, gender, tanggal lahir, agama, dan alamat.
Lanjutnya, bagi mereka yang masih kesulitan untuk menggunakan sensus penduduk secara online, BPS telah menyiapkan personel yang turun dengan metode manual, artinya pendataan langsung petugas ke rumah warga atau door-to-door.
Walau datang ke rumah warga, petugas tetap meng-input data dengan handphone. Metode manual ini akan berlangsung pada Juli 2020. Sekaligus untuk memastikan data yang ada. BPS Balikpapan sendiri akan mengerahkan 913 petugas.
“Hasil pengecekan ini pula yang akan menentukan margin of error dari metode online,” bebernya. (gel/rdh/k15)
