Bangun IKN, Keberadaan Bakau Terancam, Banjir Mengintai

- Selasa, 31 Desember 2019 | 13:36 WIB

Pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kaltim disambut positif. Namun, tetap mewaspadai risiko yang ditimbulkan. Salah satunya banjir. Akibat kerusakan alam dampak dari pembangunan.

 

BALIKPAPAN-Pembangunan calon IKN baru dikhawatirkan berdampak pada keberlangsungan ekosistem lingkungan. Terutama yang ada di Teluk Balikpapan. Pasalnya, hingga kini belum ada publikasi secara resmi mengenai analisis dampak lingkungan (amdal) terkait pemindahan IKN ke Kaltim.

Merujuk data yang dikeluarkan Koalisi Masyarakat Sipil yang terdiri dari Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), Jatam Kaltim, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Walhi Kaltim, Trend Asia, Pokja 30, Pokja Pesisir, dan Forest Watch Indonesia yang dituangkan dalam laporan “Ibu Kota Baru Buat Siapa?”.

Dalam laporan itu, keberadaan ekosistem bakau pada hulu Teluk Balikpapan turut tercakup dalam wilayah IKN atau ring dua terancam keberadaannya. Ekosistem itu membentang sepanjang 17 kilometer dari Kecamatan Balikpapan Barat hingga pesisir teluk di wilayah Kecamatan Penajam, Penajam Paser Utara (PPU).

Total luasan hutan bakau mencapai 12.418,75 hektare yang memanjang dari daerah aliran sungai (DAS) Somber (Balikpapan) mengelilingi lekuk tubuh ekosistem Teluk Balikpapan hingga kemudian membentang ke DAS Riko (PPU).

Pengamat tata kota dan wilayah dari Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Farid Nurrahman menilai desain perencanaan yang sudah diumumkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dipastikan mengganggu ekosistem bakau di Teluk Balikpapan.

Desain “Negara Rimba Nusa” itu dikhawatirkan membuat degradasi bakau di Teluk Balikpapan saat tahapan pembangunannya nanti. Sehingga harus menjadi konsentrasi pemerintah untuk melindungi keberadaan ekosistem tersebut.

“Lalu ada jaringan pipa di Teluk Balikpapan yang harus diperhatikan. Seperti jaringan pipa milik Pertamina. Itu juga perlu diperhatikan pengawasannya,” pesannya mengingatkan kejadian tumpahan minyak di Teluk Balikpapan pada 2018.

Master of Science Real Estate Development & Investment University of Greenwich London itu mengatakan selama ini, pembahasan mengenai amdal seakan tak pernah disinggung. Padahal menjadi hal yang penting saat pembangunan IKN. Yang direncanakan peletakan batu pertama atau groundbreaking bakal dilaksanakan pada pertengahan 2020.

“Amdal-nya harus di-publish dulu, sebelum groundbreaking. Karena kita akan melihat secara detail, apa saja yang akan terdampak lingkungan. Dan itu biasanya melibatkan wilayah yang terkena dampak. Yakni PPU dan Kukar,” ucap dia.

Menurut Farid, tidak perlu memerlukan waktu lama untuk penyusunan amdal tersebut. Jika sudah ada data terkait, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tinggal melakukan sinkronisasi data dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) PPU maupun Kukar. “Kalau belum punya data sama sekali, baru akan memerlukan waktu lama. Kalau hanya menyinkronkan data, biasanya cepat,” terang dia.

Kepala DLH PPU Wahyudi Nuryadi menuturkan pihaknya sudah pernah dilibatkan. Untuk membahas kajian lingkungan hidup strategis (KLHS), sebelum Presiden Joko Widodo mengumumkan sebagian wilayah PPU dan Kukar menjadi calon IKN baru.

Pertemuan yang berlangsung di Balikpapan itu, melibatkan sejumlah daerah terkait yang akan terdampak IKN. Dengan mengumpulkan masukan dari DLH PPU, DLH Kukar, DLH Balikpapan hingga DLH Kaltim. “Cuma tindak lanjutnya kami belum mendapat lagi,” ungkap dia.

Ekosistem di Teluk Balikpapan juga menjadi perhatian DLH PPU dalam pembahasan penyusunan KLHS. Karena KLHS menjadi rujukan dalam penyusunan amdal pada calon IKN baru. Di mana sebagian wilayah PPU, yakni Kecamatan Sepaku masuk wilayah IKN nanti.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X