SAMARINDA–Meningkatnya penumpang selama libur Natal dan tahun baru (Nataru) membuat kepolisian dan Balai XVII Wilayah Kaltim dan Kaltara pada Direktorat Jenderal Perhubungan Darat meningkatkan pengawasan. Terutama angkutan penumpang antar-provinsi.
Instansi tersebut melakukan inspeksi mendadak (sidak) diikuti anggota Komisi V DPR RI Irwan di Terminal Tipe A Samarinda Seberang. Kepala Seksi Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan Komersial Ilham Latandu menyatakan, ada dua terminal yang dikelola langsung oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
Yakni, Samarinda Seberang dan Batu Ampar, Balikpapan. Menurut dia, sebelum pelaksanaan sidak, pihak Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda maupun Kaltim telah melakukan pengecekan kondisi kendaraan. “Ini untuk penegasan agar sopir dan pemilik jasa angkutan lebih memerhatikan kendaraan untuk menjaga keselamatan penumpang,” tegasnya.
Sementara itu, perbandingan penumpang antara Desember 2018 dan 2019 ini tidak jauh berbeda. Tapi, jumlah dari bulan-bulan sebelumnya mengalami lonjakan. “Di luar Desember atau hari besar paling tujuh unit yang terhitung keluar dari terminal. Sekarang bisa sampai 11 unit. Ini diperkirakan terjadi sampai Januari nanti,” ungkapnya.
Dia menambahkan, intensitas warga terkait kesukaan menggunakan angkutan umum masih ramai. Untuk itu, menjaga kepercayaan keamanan penumpang menjadi prioritas utama. Dalam sidak yang dilakukan, pihaknya mendapati beberapa alat yang tidak dipenuhi oleh kendaraan penumpang.
Seperti alat pemecah kaca dan kotak P3K. Jadi, dia menegaskan agar sopir maupun penyedia jasa angkutan segera melengkapi peralatan tersebut. “Jika tidak, kami larang berangkat,” tegasnya lagi.
Sejauh ini, lanjut dia, jumlah bus yang terdaftar di terminal Tipe A Samarinda Seberang sebanyak 64 unit. Sementara itu, Iptu Sutrino, kepala Pengamanan Nataru, mengatakan secara berkala pemeriksaan kesehatan sopir di Balikpapan.
“Sampai saat ini, pihaknya telah berkoordinasi dengan pos Balikpapan dan tidak ada laporan terkait sopir yang menggunakan narkoba,” jelasnya.
Dia menambahkan, penjagaan Nataru dilakukan selama 24 jam dengan dua kali sif petugas. Setiap sifnya dijaga oleh empat polisi. Jadi, dia meyakini, dalam penjagaan Nataru setiap terminal aman dari berbagai minuman keras dan bahan terlarang lain. “Di luar Nataru atau hari bisa, kami juga selalu memantau terminal,” ucapnya.
Di lokasi yang sama, Irwan mengatakan, ada beberapa bus yang tidak layak. Dia meminta agar pihak kepolisian dapat terus melakukan tes urine kepada para sopir, guna menjamin keselamatan penumpang. “Sehingga keselamatan penumpang benar-benar aman,” tutupnya. (*/eza/kri/k8)