Waspada..!! Hujan Lebat Hingga 29 Desember, Ini Provinsi yang Harus Waspada...

- Rabu, 25 Desember 2019 | 12:16 WIB

JAKARTA– Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa selama seminggu kedepan akan terjadi hujan lebat di beberapa wilayah Indonesia. Hal ini menimbulkan kewaspadaan sebab masa Angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) masih berlangsung.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono R Prabowo menyatakan hasil analisis kondisi atmosfer terpantau beberapa indikasi munculnya potensi hujan lebat di wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan. Hal itu ditunjukkan dari meningkatnya aliran massa udara menuju wilayah Indonesia akibat aktifnya monsoon Asia. ”Hal itu menyebabkan potensi peningkatan massa udara basah, terjadinya area pertemuan udara, dan terjadinya perlambatan kecepatan angin di sebagian wilayah Indonesia,” ucapnya (24/12).

Sementara itu, suhu permukaan laut di wilayah perairan Indonesia cenderung menghangat yang menambah suplai uap air cukup tinggi untuk mendukung pembentukan awan hujan. Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan dalam sepekan ke depan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang.

Periodenya pun dibagi menjadi dua. Hingga hari ini, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kalimantan Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Papua berisiko hujan lebat. Sementara itu besok hingga 29 Desember, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur masih akan mengalami hujan lebat.

”Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin,” ungkapnya.

Melihat hal tersebut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut kembali mengingatkan para nakhoda kapal khususnya yang menjadi armada angkutan Nataru untuk meningkatkan antisipasi kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem selama pelayarannya. Direktur Kesatuan dan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ahmad menyatakan siklon Tropis phanfone 994 hPa di Samudra Pasifik timur Filipina. ”Kondisi gelombang tinggi ada di beberapa titik dan harus menjadi perhatian nakhoda dan Syahbandar,” ucap Ahmad.

Selain itu, telah diinstruksikan kepada seluruh Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Perhubungan Laut di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan dan pengawasan keselamatan pelayaran. ”Bila kondisi cuaca membahayakan keselamatan, maka pemberian Surat Persetujuan Berlayar (SPB) agar ditunda hingga kondisi cuaca di wilayah yang akan dilayari benar-benar aman,” ujar Ahmad.

Saat dalam pelayaran, nakhoda juga harus melaporkan kondisi cuaca minimal enam jam sekali dan melaporkan kepada Stasiun Radio Pantai (SROP) terdekat dan dicatatkan dalam log book. ”Bila kapal mendadak  menghadapi cuaca buruk, maka nakhoda segera melayari kapalnya ke tempat yang lebih aman dengan ketentuan kapal dalam kondisi siap digerakan,” katanya.

Sementara Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Argo Yuwono menjelaskan, pengamanan untuk Nataru terus dilakukan. ”Kalau prediksi Polri yang paling dikhawatirkan itu soal bencana. Ini kan musim hujan,” ujarnya.

Melalui operasi lilin semua kerawanan itu telah terpetakan dan telah memiliki berbagai persiapan. Dia mengatakan, Polri akan siap dengan berbagaiu kemungkinan yang terjadi. ”TNI dan Polri dibantu masyarakat tentunya,” ujarnya.

Sementara Kabagops Korlantas Polri Kombespol Benyamin menjelaskan bahwa dari pengalaman arus mudik Natal 2019 ini diketahui bahwa truk atau kendaraan besar sangat berpengaruh pada lancarnya laju kendaraan. ”Kemacetan pada arus puncak Natal pada 21 Desember itu diduga dikarenakan adanya truk yang memaksa masuk,” paparnya.

Truk yang masuk itu merupakan truk impor ekspor. Dia mengatakan, seharusnya hanya truk yang bermuatan sembako yang boleh masuk. Namun, karena truk impor ekspor ini memaksa masuk, maka terjadi kemacetan. ”Kedepan kuncinya petugas antar sektoral harus sama dalam melarang truk. Hanya truk sembako saja yang boleh, selain itu harus tegas dilarang,” paparnya.

Hal lain yang patut menjadi perhatian saat Nataru adalah kepadatan di tol. Kemacetan tol Jakarta-Cikampek belum juga mereda hingga H-1 Natal. Puluhan ribu kendaraan masih berbondong-bondong meninggalkan Ibu Kota melalui jalur tersebut. Hingga kemarin, kepadataam masih disebabkan hal yang sama. Yakni, pertemuan antara jalan Tol Japek Elevated dan Jalan Tol Japek di Km 48 yang kemudian diperparah dengan antrian rest area di Km 50.

Belum ada upaya khusus untuk mengantisipasi kondisi tersebut. PT Jasa Marga dengan diskresi Kepolisian masih menggunakan contraflow guna mengurai kepadatan yang terjadi. Pemberlakuan jalur satu arah ini dilakukan mulai pukul 08.30 WIB di Km 47 s.d Km 61 Jalan Tol Jakarta-Cikampek arah Cikampek. Kepadatan lalu lintas terpantau cukup lama. Rekayasa lalu lintas baru ditutup sekitar pukul pukul 13.45 WIB.

”Pemberlakuan contraflow merupakan diskresi Kepolisian. Untuk mendukung kelancaran contraflow, Jasa Marga menyiagakan petugas dan penyiapan rambu-rambu,” ujar Dwimawan Heru, Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X