Hangat Ijen di Sunrise of Java

- Selasa, 24 Desember 2019 | 15:15 WIB

Oleh: Fuji Bono (@fujibono)

Banyuwangi memberi pengalaman baru, sangat seru. Jika ada yang menyebutnya “Santet of Java” karena konon banyak penganut ilmu teluh, kini berubah. Kabupaten tersebut sudah bersolek, menjadi “Sunrise of Java” karena keindahannya.

 

MERENCANAKAN untuk melakukan pendakian Gunung Ijen. Primadona wisata di Jawa Timur ini berupa gunung berapi aktif dengan kawah hijau yang memiliki tinggi 2.386 MDPL. Terdapat “blue fire” atau api biru yang hanya ada dua di dunia. Di Islandia (Eropa) dan satu lagi di Kawah Ijen, Banyuwangi, Indonesia.

Blue fire atau api biru sejatinya merupakan hasil reaksi dari gas bumi yang bertemu oksigen pada suhu tertentu. Fenomena ini mungkin sudah ada sejak ratusan atau bahkan ribuan tahun lalu. Namun, keberadaannya baru diketahui masyarakat sekitar 1950-an. Kemungkinan besar penemunya adalah warga lokal yang sedang menambang belerang, sebab Kawah Ijen merupakan kawasan tambang belerang tradisional.

Waktu terbaik berkunjung ke Gunung Ijen adalah musim kemarau pada bulan Juli sampai September. Kebetulan saya datang di akhir Juli. Pada musim hujan sangat bahaya untuk mendaki karena jalanannya licin. Saat terbaik untuk mendaki gunung pukul 05.00 sampai 06.00 WIB karena di pagi hari matahari belum bersinar terik. Pemandangannya pun lebih indah karena banyak kabut yang menyelimuti gunung dan uap belerang belum berbau.

Waktu pendakian dilakukan dini hari. Melalui Pos Paltuding yang merupakan gerbang utama. Buka mulai pukul 01.00 WIB setiap hari. Harga tiket masuk hanya Rp 5 ribu saat hari biasa dan Rp 7,5 ribu saat akhir pekan untuk wisatawan lokal.

Jarak pendakian dari Pos Paltuding ke puncak Ijen sekitar 3,8 km dan hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki kira-kira 2,5-3 jam. Jangan anggap sepele, perjalanan menuju Kawah Ijen cukup berat bagi pemula, termasuk saya yang belum pernah mendaki gunung. Pastikan sebelum mendaki dalam kondisi sehat dan fit.

Selain memerhatikan pakaian hangat, jangan lupakan masker. Sebab Ijen terkenal dengan bau belerang yang cukup menyengat. Di area Pos Paltuding, disewakan masker khusus seharga Rp 25 ribu.

Jalur pendakian cukup bersahabat. Lebar dengan papan petunjuk jelas sehingga kecil kemungkinan tersasar. Apalagi sepanjang jalur trekking ada banyak turis lokal maupun mancanegara yang mendaki berkelompok.

Sepanjang perjalanan menuju kawah Ijen, akan ditemui pemandangan unik. Yaitu taksi Ijen, bukan kendaraan, melainkan gerobak yang didorong tenaga manusia. Untuk mendaki diperlukan 3 orang untuk mendorong gerobak.

Jika terlalu capek mendaki, kita bisa menggunakan jasa taksi Ijen yang biasa disebut “Alphard” ini dengan biaya mulai Rp 600 ribu. Semakin murah saat kita turun gunung dan dekat akhir pendakian.

Untuk melihat Blue Fire, harus menuruni jalur sempit dengan lereng berbatu. Jalur ini merupakan jalur untuk naik dan turun yang lumayan ekstrem. Oleh sebab itu, jalurnya digunakan bergiliran. Diperlukan waktu kira-kira 40-60 menit untuk menuruni jalur ini. Kemudian waktu yang kurang lebih sama untuk kembali ke puncak gunungnya. Tapi semua lelah terbayar. Melihat blue fire dan keindahan panorama. (*/rdm)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X