Ambil Peluang, Merdekakan Diri dari Rasa Takut

- Selasa, 24 Desember 2019 | 14:59 WIB

SEBAGAI seorang pemimpin dalam industri perhotelan tentu saja harus bisa selalu bergerak ke depan dan menjadi yang terdepan. Sehingga bisa menciptakan inovasi yang membuat hotel tak layu bahkan tumbang. Kira-kira seperti itu tanggapan Amelda Ahdalia Sari dalam menjawab kemampuan seperti apa yang harus dimiliki general manager (GM).

Lebih jauh lagi, perempuan yang akrab disapa Amel itu menegaskan dua hal mutlak yang harus dijunjung tinggi seorang GM.  Kemandirian dan manajemen sumber daya.  “Sudah jadi bos bukan berarti Anda harus bermalas-malasan. Sebab, Anda adalah cerminan dari karyawan. Jadi kalau mau karyawan mandiri, teliti, Anda juga harus begitu,” tutur Amel.

Tak mudah, Amel mengaku butuh waktu untuk melakukan transisi dari yang bukan siapa-siapa hingga menjadi contoh. Sulit, dia mengaku mengalami banyak kesulitan. “Saya itu dulunya orangnya benar-benar pemarahan. Mudah marah kalau ada satu hal yang menurut saya tidak sempurna. Pokoknya sensi gitu deh sama hal-hal kecil,” keluhnya.

Hal ini juga dirasa menjadi salah satu kendala dalam perkembangan kariernya. Bahkan Amel mengaku wajar jika proses untuk menjadi GM itu sangat lama dibandingkan teman-teman se-angkatannya di Universitas Merdeka Malang.

“Teman-teman saya itu pada heran kenapa karier saya ini lambat. Bahkan nyaris 10 tahun di bagian resepsionis aja. Meski jabatan bukan hal utama yang saya kejar, tapi ada satu titik balik di mana saya merasa salah, dan harus ada yang diubah biar bisa menjadi lebih baik,” ungkapnya.

Bahkan, saat ditunjuk menjadi GM Hotel Pacific Balikpapan pada 2014, Amel ragu. Sebab, dirinya takut mengambil tanggung jawab sebesar itu. Ditambah, dirinya takut jika masih menjadi sosok yang emosional dan tidak bisa menjadi pemimpin baik. Namun, kalau tidak diambil, dirinya akan kehilangan kesempatan belajar menjadi lebih baik.

Orang yang mau berubah, harus berani membebaskan diri dari rasa takut. Misal dari contoh kecil, takut memulai, takut mengambil keputusan, takut mengambil kesempatan, takut gagal, hingga takut menderita.

“Ingat. Rasa takut enggak membuat seseorang bergerak sejengkal pun dari tempat duduknya. Maka dari itu, kalau mau bergerak lebih jauh. Yuk coba merdekakan diri dulu dari rasa takut berlebihan,” ajaknya.

Amel menyatakan ada salah satu kalimat yang malah membelenggu seseorang. “Kalau setiap orang harus punya rencana yang matang, harus punya goal, harus, harus, harus. Menurut saya itu omong kosong. Terlalu banyak tuntutan sampai akhirnya menimbulkan rasa takut. Coba deh ceburin diri dulu secara total. Menjadi pimpinan tidak seseram yang dibayangkan,” imbuhnya.

Menurut Amel, pahit-manisnya menjadi pemimpin itu sepadan. Ada proses pembelajaran yang memang harus dilalui, baik kegagalan maupun keberhasilan akan datang silih berganti. Ini semua butuh jam terbang yang cukup agar bisa naik ke kuadran-kuadran selanjutnya. Sampai akhirnya bisa menuai hasil dari proses perputaran diri dalam kuadran tersebut.

“Keberhasilan cuma titik kecil yang terletak di puncak segunung kegagalan. Jadinya kalau mau berhasil, coba deh untuk berani gagal sebanyak-banyaknya,” pungkasnya. (*/nul*/rdm2)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Dewa 19 siap mengguncang Balikpapan, Minggu Ini

Sabtu, 27 April 2024 | 08:18 WIB

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X