Disebut Tak Punya Hati, Dibela Sang Ayah

- Selasa, 24 Desember 2019 | 13:06 WIB

Sudah tiga bulan Pusarla V. Sindhu ditinggalkan sang pelatih, Kim Ji-hyun. Perempuan yang mengantarnya menjadi juara dunia itu pindah ke sebuah klub di Taiwan. Rumornya, sang pelatih merasa tak dihargai Sindhu. Ayah Sindhu, Ramana, sigap membela putrinya.

---

PEKAN lalu, Kim Ji-hyun muncul dalam channel YouTube berbahasa Korea. Kepada sang host, Jang, dia bercerita banyak soal mantan anak buahnya, Pusarla V. Sindhu. Hal-hal buruk itu yang mendorongnya resign pada September lalu. Padahal, saat mengundurkan diri, kepada media Kim mengutarakan alasan pribadi. Yakni merawat suaminya yang sedang sakit.

''Sindhu adalah orang yang tidak punya hati,'' Kim mengaku, dalam tayangan YouTube itu, seperti dikutip FisrtPost. ''Sebelum kami berangkat ke Kejuaraan Dunia 2019 di Basel, aku sakit parah. Aku ke rumah sakit dan disuntik lima kali. Tapi tidak ada yang menjengukku. Malah Sindhu cuma bertanya, 'Kapan kamu kembali melatihku?'. Jadi kupikir dia hanya butuh aku untuk latihan,'' curhat Kim.

Masih cerita Kim, setelah mengunci gelar juara dunia (Sindhu mengalahkan Nozomi Okuhara di final), Sindhu menyuruh dia pulang duluan ke India. Padahal, mereka berangkat bersama-sama ke Swiss.

''Kenapa aku harus pulang duluan? Kamu gimana? Dia jawab, masih harus menerima hadiah. Aku bilang, 'Jadi kamu meninggalkan aku setelah juara?' Dan dia menjawab, 'Oh, Coach, okay, okay,''' ungkap mantan bintang tunggal putri Korea tersebut. ''Kalau aku nggak bertanya, mungkin aku nggak akan ada saat dia menerima seluruh penghargaan,'' imbuhnya pahit.

Wawancara itu viral sepanjang akhir pekan lalu. Namun, hingga kini, belum sedikit pun kita dengar suara Sindhu. Peraih perak Olimpiade Rio 2016 itu diam seribu bahasa. Tidak menyanggah atau membenarkan.

Nah, mewakili Sindu, sang ayah, Ramana, angkat suara. Pertama, dia mengingatkan publik bahwa putrinya adalah anak yang baik. Dia selalu hangat kepada siapa pun, termasuk kepada media. Dia begitu mudah diajak bicara dan diwawancarai.

Saat berbicara kepada reporter seusai menjari juara dunia, dia berterima kasih kepada orang tua, serta Miss Kim. Maksudnya tentu Kim Ji-hyun. Jadi, kata sang ayah, tidak mungkin Sindhu tidak punya hati. ''Sebelum menuduh Sindhu tidak punya hati, aku kepingin tahu satu hal penting. Apakah Kim memberi tahu Sindhu bahwa dia sakit dan masuk rumah sakit?'' Ramana bertanya tajam.

Menurut Ramana, Sindhu tidak tahu bahwa Kim sakit. Maka, ketika sang pelatih tidak muncul dalam sesi latihannya, dia mencari dan menelepon Kim. ''Sekarang kalian tahu kan bagaimana kalimat 'Kapan kamu kembali melatihku' telah dipelintir sedemikian rupa hingga keluar konteks,'' kata Ramana. ''Dia seorang pekerja keras. Kalau pelatihnya tidak ada, tentu dia bingung. Kalau Sindhu tahu Kim sedang sakit, memangnya dia tidak langsung menyusul ke rumah sakit untuk membantunya? Meskipun, ya, menurutku itu bukan tugas Sindhu,'' imbuhnya sinis.

''Kim bilang tidak ada yang menjenguknya. Tapi coba tanya Gopi (Pullela Gopichand, pelatih kepala di Pullela Gopichand Badminton Academy, tempat Sindhu berlatih, Red), apakah dia mengabari orang-orang bahwa dia sakit,'' papar mantan pemain voli nasional India tersebut. Tentu saja Gopichand juga ogah berkomentar.

Ramana melanjutkan, putrinya tidak pernah mencoba mengecilkan peran Kim dalam segala pencapaian dia. Setelah menjadi juara dunia, Sindhu diundang ke kantor Perdana Menteri Narendra Modi. Menurutnya, Sindhu yang memaksa agar sang pelatih ikut bertemu Modi. ''Coba katakan, berapa banyak pelatih bulu tangkis bisa bertemu perdana menteri,'' kata Ramana.

Rumor lebih jauh mengungkap, Kim kurang puas karena tidak diberi keleluasaan menangani dua bintang tunggal putri: Sindhu dan Saina Nehwal. Dia ingin keduanya berlatih bersama. Tapi sudah jadi rahasia umum bahwa Sindhu dan Nehwal adalah rival berat. Mereka tidak pernah berbicara, dan hanya latihan bareng menjelang event beregu.

Ngomong-ngomong, setelah ditinggal Kim, performa Sindhu terus merosot. Dalam tujuh turnamen terakhir, jangankan juara, menembus semifinal pun tak pernah. Prestasi tertingginya adalah perempat final French Open. Dia bahkan sebenarnya tidak lolos ke BWF World Tour Finals seandainya tidak menjadi juara dunia. (irr/na)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Nur Anisa Hasrat Berikan yang Terbaik

Senin, 22 April 2024 | 13:45 WIB

Layar Kaltim Pantang Terlena

Senin, 22 April 2024 | 12:45 WIB

Menang di Shanghai, Ini Kata Max Verstappen

Senin, 22 April 2024 | 10:10 WIB

Tinjau Langsung Perkembangan Atlet

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

Serasa Membalap di Atas Es

Sabtu, 20 April 2024 | 14:35 WIB

“Bukan Saya yang Indisipliner”

Jumat, 19 April 2024 | 16:00 WIB

KBL Kembali Digulirkan Akhir Pekan Ini

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB

Ingin Gelar Kejuaraan Paralayang Dunia di Kotabaru

Jumat, 19 April 2024 | 14:30 WIB

Karate Fokus Mengasah Psikis

Selasa, 16 April 2024 | 11:30 WIB

Duka Olahraga Kaltim, Polo Berpulang

Selasa, 16 April 2024 | 10:50 WIB
X