UPAYA mafia untuk menggoda tim sepak bola dilakukan dengan berbagai cara. Gagal membujuk manajemen dan pelatih, pemain jadi sasaran. Itu yang dialami Tito, nama samaran manajemen Bontang City FC. Saat mengarungi Liga 3, timnya terus mendapat bujukan untuk mengalah. Tentunya diimingi bakal dapat gelontoran rupiah. Berikut petikan wawancara Kaltim Post dengan Tito saat ditemui di kediamannya, Rabu (18/12) lalu.
Dari mana mafia itu mendapat nomor telepon Anda?
Saya juga awalnya tidak tahu, karena selama di Kediri hanya berhubungan dengan LO (liaison officer). Tapi saya curiga dari pemain saya sendiri. Soalnya dia pernah kirim WA (WhatsApp) kalau ada seniornya di salah satu klub meminta nomor saya.
Senior itu apakah pemain aktif?
Iya. Dia pernah satu klub dengan pemain saya.
Apakah nomor telepon itu sama dengan mafia yang menghubungi Anda?
Saya tanyakan dengan pemain saya, apakah itu (menyebut tiga digit terakhir nomor telepon) nomor seniornya. Ternyata sama. Dan nomor itu juga yang awalnya menghubungkan saya dengan mafia.
Pemain Anda ada kemungkinan sudah dikendalikan mafia?
Saya tidak ingin menuduh. Saat manager meeting sebelum pertandingan lawan Perseta saya sampaikan kalau ada tawaran dari mafia. Kami semua kompak menolak. Tapi pemain yang memberikan nomor telepon saya tidak dimasukkan ke DSP (daftar susunan pemain). Tapi itu bukan karena dia benar terlibat. Hanya untuk jaga-jaga. Sebelumnya, dia selalu kami mainkan.
Dalam percakapan dengan mafia, Anda menyebut David. Siapa dia?