Ekosistem Terancam, Kawasan Konservasi Tunggu Apa...?

- Senin, 23 Desember 2019 | 10:27 WIB

Mamalia air tawar ini jadi maskot Samarinda. Bahkan, jadi julukan klub sepak bola. Namun, nasibnya bikin elus dada. Pesut mahakam pun jadi perbincangan dalam forum kelas dunia.

 

12 Desember 2019 lalu, Co-Founder Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (YK-RASI) Danielle Kreb mendapatkan penghargaan kelas dunia karena kiprahnya dalam penelitian dan konservasi pesut mahakam sejak awal era milenium.

Danielle mendapat Conservation Merit Award dari Society for Marine Mammalogy dalam acara The World Marine Mammal Conference di Barcelona. Dalam forum yang dihadiri 2.500 pegiat mamalia air di dunia itu, Danielle mempresentasikan upaya konservasi dan kondisi pesut mahakam yang sekarang tinggal 80-an ekor dengan habitat hanya di Mahakam dan anak sungainya.

Dalam presentasinya, Danielle mengungkapkan timnya melibatkan warga sekitar. Apa yang dia dapat adalah kerja tim dan masyarakat. Pihaknya mengedukasi masyarakat agar tak buang sampah sembarangan di sungai. Juga melibatkan masyarakat ketika proses evakuasi atau upaya untuk membantu pesut mahakam.

"Kami latih masyarakat di desa-desa sekitar habitat pesut. Kalau di Desa Pela (Kukar), masyarakatnya sudah bisa," ucapnya.

Hal ini juga ditampilkan dalam sesi video night. Kala itu, video YK-RASI ikut dalam 12 video yang dipilih dari ratusan lainnya yang masuk dari seluruh dunia. Dalam videonya, terekam kegiatan YK-RASI saat mengevakuasi pesut mahakam bersama-sama dengan masyarakat.

"Di video itu, mereka melihat keadaan kami di lapangan, dengan alat-alat minim, seperti perahu kecil. Sedangkan di tempat lain dengan alat canggih. Ternyata kami yang alatnya minim bisa melestarikan pesut mahakam. Juga mereka melihat bagaimana masyarakat yang tampak jujur begitu senang ketika pesutnya selamat," cerita perempuan asal Belanda yang hampir sekitar dua dekade bermukim di Samarinda itu.

Saat ini, pesut jarang tampak di Sungai Mahakam. Mamalia ini bermukim di anak-anak Sungai Mahakam. Pasalnya, di sungai inilah yang paling agak bersahabat dengan mereka. Tak ada lalu lintas kapal besar. Mereka bisa mendapatkan ikan kecil dengan mudah. Sebab, hewan ini memanfaatkan gelombang sonar untuk melihat. Hal ini bisa terganggu dengan keberadaan kapal ponton.

Namun, hidup makin ke ujung, tak juga bikin pesut mahakam tenteram. Aneka ancaman masih menghantui si smiling dolphin ini. Mulai dari kapal ponton batu bara yang masih juga lewat di sungai kecil, limbah rumah tangga, limbah kebun sawit, tak lupa limbah tambang batu bara.

Di sisi lain, pesut mahakam juga terancam dengan keberadaan rengge alias jaring nelayan. Jika tak hati-hati nelayan bisa membuat pesut mahakam terjerat. Meskipun, nelayan tak berniat melakukannya. Ancaman lain juga terjadi ketika nelayan menangkap ikan dengan menyetrum.

YK-RASI pun seminggu tiga kali melakukan patroli. Mereka memantau apa ada tindak illegal fishing. Sekaligus melihat kondisi pesut mahakam. Jika ditemukan illegal fishing, mereka akan melaporkan hal ini ke pihak berwajib.

"Kita juga ke sekolah-sekolah, anak-anak di sana selalu antusias. Turut memberikan nama untuk pesut mahakamnya," imbuh Danielle.

Melihat kondisi pesut yang kian mengkhawatirkan, pihaknya pun mengajukan pembentukan kawasan konservasi perairan (KKP). Kawasan ini melingkupi empat kecamatan yakni Kota Bangun, Muara Wis, Muara Kaman, dan Muara Muntai. Di dalamnya, ada 27 desa.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X