Ubah Paradigma Pembelajaran lewat Literasi

- Rabu, 18 Desember 2019 | 11:22 WIB

BALIKPAPAN -- Pemerintah kini mendorong terwujudnya paradigma student center. Di mana para murid menjadi lebih aktif dan terlibat langsung dalam pembelajar di kelas. Sekaligus move on dari paradigma teacher center, di mana dulu guru selalu menjadi satu-satunya media utama pembelajaran.

Sebelum benar-benar diaplikasikan, Teacher Training Specialists untuk SMP/MTs, Agus Prihantoro mengungkapkan, setiap guru perlu memiliki lesson planning dengan ide-ide pembelajaran yang kreatif.

Di mana ada produk atau sesuatu karya yang dihasilkan atau ditampilkan di kelas agar suasana belajar lebih berwarna dan tidak monoton.

Di era sekarang, Agus mengatakan, budaya membaca atau kemampuan literasi para murid sangat rendah. Sehingga diperlukan sebuah terobosan untuk meningkat minat baca tersebut. Tidak hanya melalui program 15 menit membaca sebelum pelajaran dimulai, keberadaan pojok baca di tiap kelas dikatakan mampu meningkatkan daya baca murid.

"Budaya baca sendiri terkait tiga hal. Yakni ketersediaan buku, lokasi atau tempat menyimpan buku, dan kebiasaan. Karena membaca itu bukan sekadar memerintahkan anak untuk membaca, tapi harus sudah menjadi suatu kebiasaan yang lumrah yang dilakukan setiap hari," ucapnya.

Tidak melulu buku bacaan formal, sebaiknya pojok baca diisi dengan buku-buku non-pelajaran yang akan memperkaya kosakata atau perbendaharaan kata si anak. Dan dari tiap pembelajaran, guru lebih meningkatkan praktik dibandingkan teori. Misalnya dengan membuat prakarya yang berhubungan dengan mata pelajaran yang diajarkan.

Melalui Tanoto Foundation, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan maupun Kementerian Agama bekerja sama menggelar pelatihan di Horison Sagita Hotel Balikpapan. Pelatihan menjadi guru kreatif dan inovatif ini ditujukan bagi 40 orang guru SD-SMP, dan 24 orang kepala sekolah maupun pengawas sekolah asal Paser dan Bontang.

Communication Specialist Tanoto Foundation Kaltim Shinta Purnawarman Sarie mengungkapkan, pelatihan yang digelar kemarin merupakan yang kedua kali setelah digelar pada 2018 lalu. Ini merupakan perluasan dari awalnya hanya Balikpapan dan Kukar, sekarang Paser dan Bontang juga menjadi mitra sekolah dari Tanoto.

Pelatihan yang digelar sejak Senin (16/12) ini diisi dengan training, diskusi, kerja kelompok, evaluasi dan hari ini mereka akan melakukan kunjungan lapangan ke SMP 13 Balikpapan untuk merefleksikan dari teori yang didapatkan.

"Harapannya bisa diterapkan di sekolah masing-masing. Dan ada sebuah karya yang bisa ditampilkan di mana guru dan murid terlibat bersama dan menjadikan pembelajaran lebih mudah diterima anak, serta meningkatkan mutu pendidikan," pungkasnya. (lil/ms/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X