PARIS- Kasus doping menjadi momok buat setiap atlet di seluruh dunia. Kali ini, masalah tersebut harus dialami salah satu pembalap MotoGP, Andrea Iannone. FIM (Federasi balap motor internasional) menyatakan Iannone melanggar Article 7.9.1 di anti doping kode FIM 2019.
Keputusan itu merupakan langkah wajib yang harus diterapkan setelah FIM menerima laporan dari laboratorium terakreditasi WADA (Badan anti doping dunia) di Kreischa b.Dresden (Jerman). Hasilnya ditemukan indikasi adanya zat terlarang di tubuh pembalap Aprilia tersebut. Yakni Anabolic Androgenic Steroids (AAS) dalam sampel urin miliknya.
Sampel tersebut diambil setelah Iannone menyelesaikan GP Malaysia di Sirkuit Sepang 3 November lalu. "Mr Iannone berhak meminta dan menghadiri analisis sampel B miliknya," tulis FIM dalam rilis resmi mereka kemarin.
Selanjutnya, pembalap berkebangsaan Italia itu dijatuhi suspend terhitung mulai kemarin (17/12). Dia dilarang keras mengikuti semua ajang balapan motor sampai keputusan selanjutnya diumumkan.
Kasus tersebut membuat masa depan Iannone di MotoGP menjadi tidak jelas. Padahal dia masih punya kontrak bersama Aprilia semusim ke depan di 2020. Dia bergabung dengan Aprilia awal musim 2019 setelah dua musim bersama Suzuki.
Musim 2019 menjadi tahun paling sulit buatnya. Dia mengakhiri musim dengan finis di posisi ke-16. Itu hasil terburuk sejak dia tampil di kelas premier pada 2013 silam. Capaian terbaiknya tahun ini adalah finis ke-6 di GP Australia, sepekan sebelum GP Malaysia berlangsung.
Jika Iannone akhirnya mendapatkan hukuman permanen, Aprilia masih punya opsi pembalap pengganti. Dia adalah test rider Bradley Smith yang bisa disandingkan bersama Aleix Espargaro di paddock Aprilia.
Iannone bukanlah satu-satunya pembalap yang mengalami masalah doping. Pada musim 2012, Anthony West kehilangan tempatnya di Moto2 lantaran tersandung doping. (nap)