Selama dua hari, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar kunjungan kerja di Kaltim. Salah satu agendanya pada Rabu (18/12) meresmikan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Manggar, Balikpapan Timur. Bahkan, ini akan menjadi satu-satunya TPA di Indonesia yang diresmikan langsung oleh orang nomor satu di Indonesia tersebut.
DINA ANGELINA-ULIL MU'AWANAH, Balikpapan
MOMENTUM kehadiran Jokowi tepatnya untuk meresmikan area Zona 4 TPA Manggar. Pembangunan Zona 4 dilakukan karena kapasitas TPA Manggar yang sudah ada telah overload. Sehingga untuk mengatasinya, pemerintah membangun area perluasan TPA.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Balikpapan Suryanto menjelaskan, sebelumnya sudah terdapat Zona 1, Zona 2, dan Zona 3 dalam pengelolaan sampah. Total luasnya sekitar 30 hektare. Namun sekitar 2015, terlihat kapasitas mulai penuh dan kurang untuk menampung seluruh sampah di Kota Minyak.
“Khawatirnya longsor. Karena sifatnya TPA kalau basah terkena lumut potensi besar longsor,” ucapnya. Makanya dibangun zona baru untuk mengatasi masalah itu. Pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun Zona 4 sebagai perluasan dari TPA Manggar.
“Jika Zona 4 tidak dibangun, mungkin TPA bisa longsor. Jadi kita hargai Kementerian PUPR bisa segera menangani,” katanya. Adapun pembangunan telah dilakukan sejak 2017. Memakan anggaran Rp 160 miliar yang berasal dari APBN. Zona 4 itu memiliki luas 9,8 hektare dan memiliki 3 cell atau disebut juga sebagai Zona 5, 6, 7. Saat ini, pihaknya baru memanfaatkan 1 cell alias Zona 5.
Suryanto menjelaskan, rata-rata produksi sampah mencapai 360–400 ton per hari. Meski telah ada Zona 4, usia TPA Manggar hanya bertahan selama 12 tahun jika tidak ada upaya pengurangan sampah. Jadi, pemerintah daerah terus berupaya mengurangi sampah 50–75 persen.
“Agar umur TPA bisa panjang sekitar 24–36 tahun. Caranya dengan gerakan 3R (reuse, reduce, recycle),” imbuhnya. Misalnya sampah yang masuk terdiri berbagai macam dari organik dan non-organik. Namun ada pula yang diolah menjadi kompos dan sebagainya.
Bahkan, dia berkomitmen untuk tidak membangun zona baru alias tak ada perluasan TPA Manggar. Dia yakin, kapasitas yang ada sekarang sudah mencukupi, tinggal bagaimana membuat gerakan pengurangan sampah di masyarakat. “Rugi kalau terus alokasikan dana untuk bangun TPA, walau punya TPA terbaik tapi tetap yang penting upaya mengurangi sampah,” jelasnya.
Namun berbeda dengan TPA yang biasanya melekat kesan kumuh, TPA Manggar memiliki keunggulan karena fungsinya sebagai tempat wisata edukasi atau eduwisata. Selain terdapat area penampungan sampah, wilayah sekitar TPA dibangun spot-spot yang nyaman untuk rekreasi sekaligus belajar.
“Ada taman, ruang baca perpustakaan, arena flying fox, sauna, sampai kolam pemancingan,” sebutnya. Terdapat kolam dengan luas 15x20 meter persegi dan 20x30 meter persegi dengan kedalaman 4 meter telah disiapkan di area yang akan menjadi zona pusat tersebut.
Kemudian, area penghijauan dengan menciptakan taman-taman di sekitar kolam pemancingan. Daerah itu berbatasan langsung dengan jalur tol sebagai view. Sehingga kesan yang ada di TPA justru jauh dari kumuh dan gersang.
Selain itu terdapat steam sauna dengan konsep ramah lingkungan. Material pembuatnya sudah tersedia memanfaatkan yang ada di TPA. Mulai bahan dan rempah-rempah tanaman herbal telah ditanam sendiri di sana. Mereka tinggal melengkapi dengan elemen panas.