Menjadi Abdi Negara, Masih Jadi Incaran Anak Bangsa

- Senin, 16 Desember 2019 | 12:50 WIB

November lalu, pendaftaran calon pegawai negeri sipil (CPNS) telah dibuka. Tak ada yang mau melewatkan kesempatan tersebut. Meskipun ada ribuan saingan, duduk di bangku pemerintahan menjadi target utama.

 

TAHUN ini saja ada 6.579 pendaftar. Jumlah itu lebih banyak dari 2018. Sebanyak 4.380 tercatat mendaftarkan diri menjadi pegawai negeri daerah. Sementara yang menjadi perbedaan yaitu jumlah formasi yang dibuka. Dengan jumlah pendaftar yang banyak pada 2019, slot formasi yang dibuka hanya 221. Sedangkan pada 2018 posisi yang dibuka lebih banyak, yaitu 313.

Lalu apa yang membuat kebanyakan orang mendaftar menjadi pegawai negeri? Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Tony Suhartono menerangkan, untuk gaji para pendaftar CPNS yang lolos akan mengikuti seleksi prajabatan di lokasi penempatan masing-masing selama setahun. Untuk upah awal selama prajabatan honorarium sebanyak 80 persen dari penetapan awal gaji. “Sesuai golongan masing-masing,” ujarnya, beberapa hari lalu.

Sementara itu, untuk gaji yang bakal didapat untuk CPNS yang kembali lolos menjadi PNS telah ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedelapan Belas atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil, (lihat grafis).

Tony menjelaskan, gaji yang diterima oleh abdi negara memang sangat sedikit. Bahkan, dapat dikatakan gaji PNS jauh lebih rendah dari pegawai swasta. Namun yang menjadi pembeda, abdi negara mendapatkan tunjangan dengan nominal yang menggiurkan. “Paling rendah Rp 2 juta, maksimalnya bisa puluhan juta,” ujar Tony.

Tapi, duit tunjangan tersebut akan diberikan sesuai dengan dinas dan beban kerja masing-masing. Jadi, nilai uang yang didapat perorangan juga berbeda-beda bergantung pada lokasi penempatan, misalnya pusat dan daerah. Lalu, ditentukan oleh instansi, misalnya yang terbesar ada di Kementerian Keuangan.

Hal itu akan ditentukan pula oleh kinerja instansi dalam satu tahun anggaran. Misalnya, bila Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Samarinda bisa mencapai target, bukan tidak mungkin tunjangan kinerja (tukin) yang didapat mencapai 80–90 persen.

Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKP2D) Samarinda Arliansyah membenarkan, sebelum para pendaftar yang lolos mendapatkan gelar PNS-nya, mereka harus melewati masa prajabatan selama setahun. Setelah itu, akan dipantau kembali kinerja para CPNS tersebut. “Selama ini tak ada yang tak lolos. Semua masuk ke PNS,” ungkapnya.

Terkait karier yang bakal dicapai setiap orang dalam skala lima tahun, dia tak dapat memberikan jawaban yang ideal. Sebab, karier yang dimiliki seseorang bergantung kinerja yang mereka lakukan. “Bergantung, ada yang cepat ada yang lambat. Itu sudah menjadi ketentuan instansi masing-masing. Sampai saat ini, saya belum ada melihat selama lima tahun akan dipromosikan untuk naik,” singkatnya. (*/eza/dns/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X