SAMARINDA–Wacana penggabungan dua Prodi Ilmu Komputer (Ilkom) dengan Teknik Informatika (TI), berdampak ditutupnya kuota mahasiswa Prodi Ilkom untuk 2020. Dihapuskannya kuota Prodi Ilkom mendapat protes dari kalangan mahasiswa.
Ketua Hima Access Edwanda Arisandy merasa kecewa lantaran wacana tersebut hanya berdampak pada prodinya. "Kenapa harus kami saja yang dikosongkan kuotanya? Kalau seperti ini seakan-akan prodi kami ini mau dihapus," ucap pria berkacamata tersebut. Mahasiswa angkatan 2016 itu juga meminta penjelasan soal wacana yang dinilai merugikan satu pihak tersebut.
Kemarin (15/12), Kaltim Post meminta keterangan dari Kasubbag Humas Universitas Mulawarman (Unmul) Dewi Novi Rianti soal penutupan kuota Prodi Ilkom. Perempuan berjilbab tersebut menjelaskan, penutupan daya tampung penerimaan mahasiswa sudah dikoordinasikan dengan pihak fakultas. "Semua yang kami terbitkan di situs Unmul itu berdasarkan dari fakultas, kami sudah koordinasi," terangnya. Novi melanjutkan, soal penutupan kuota juga pastinya sudah dibahas lebih dulu oleh pihak fakultas. "Itu sudah dikoordinasikan oleh dekan FKTI dulu. Beliau juga menerangkan sudah membahas bersama dosen-dosen FKTI," lanjutnya.
Disinggung soal respons pejabat Rektorat Unmul atas aksi protes mahasiswa, Novi menerangkan, saat ini belum sampai ranah rektorat. "Kami pikir masih bisa diselesaikan oleh pihak fakultas, karena memang kebijakan fakultas," imbuhnya. "Kalau nantinya tidak ada titik temu, mungkin baru ke ranah rektorat," sambungnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (FKTI) Nataniel Dengan mengatakan, telah melakukan pertemuan dengan sejumlah mahasiswa pada Jumat (13/12). Dia mengaku belum ada kesepakatan soal wacana penggabungan dua prodi tersebut. "Mereka nggak mau digabungkan, saya juga nggak mau dituduh untuk melakukan akuisisi atau menghapuskan Ilkom," ucapnya.
Dia menambahkan, wacana itu belum bisa dipastikan ke depannya. "Sebelumnya ada yang sepakat, tapi pertemuan kemarin tidak setuju lagi," keluhnya. "Saya serahkan sepenuhnya ke mereka (Prodi Ilkom), saya minta waktu satu minggu, nanti jika tidak setuju bisa ajukan surat ke saya lah, tapi nanti harus ada yang bertanggung jawab," lanjutnya.
Soal nantinya ada permasalahan jika dua prodi itu tidak digabungkan, Nataniel berharap, tidak mempermasalahkan ke pihaknya. "Nanti jika ada permasalahan di kemudian hari jangan salahkan saya dan rektor," pungkasnya. (*/dad/dns/k8)