Tidak semua turis suka menjaga kebersihan. Kasatgas Desa Adat Kuta Wayan Sirna mengakui pernah beberapa kali menemui turis yang pipis sembarangan. Pihaknya langsung menegur di tempat. Namun, setelah itu mereka kabur. Pihaknya tidak bisa memberikan sanksi apa pun atas perilaku turis tersebut. ”Ya kita tegur saja. Jangan diulangi,” kata Wayan Sirna.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Putu Astawa mengakui, pihaknya mengalami problem lingkungan dalam bidang pariwisata. Juga, ada persoalan tentang kemacetan. Solusi atas persoalan tersebut saat ini sedang dicari. ’’Itu tidak kami tutupi. Memang ada problem sampah,” kata dia kepada Jawa Pos pekan lalu.
Terkait publikasi media wisata Amerika yang memasukkan Bali dalam daftar yang tidak direkomendasikan dikunjungi pada 2020, Putu Astawa memilih berpikir positif. Dia curiga publikasi tersebut adalah bentuk kampanye negatif oleh negara-negara pesaing Bali. ”Berpikir positif saja lah. Jangan-jangan Bali menjadi lebih terkenal di mata dunia,” kata Putu Astawa.
Bali, kata dia, tidak hanya mengejar kuantitas. Tetapi, juga kualitas para turis yang berkunjung. Pihaknya juga ingin mengembangkan konsep wisata berkualitas dengan menerapkan meeting, incentive, convention and exhibition (MICE). Itu merupakan konsep industri pariwisata yang harus direncanakan dengan matang. Konsep tersebut, jelas dia, tidak terjamah dengan baik di Indonesia. Padahal, konsep MICE sedang menjadi andalan dunia pariwisata di sejumlah negara maju. ”Dunia MICE adalah jenis bisnis pariwisata yang menjanjikan,” paparnya.
Sejauh ini pihaknya sudah menggarap beberapa event besar. Di antaranya, Bali Democracy Forum dan annual meeting IMF-World Bank pada Oktober 2018. Sebelumnya Bali menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan KTT Forum Kerja Sama Asia-Pasifik (APEC).
Pada 2009–2010 Bali pernah menjadi lokasi syuting film drama Amerika Serikat berjudul Eat, Pray, Love. Film yang diperankan aktris Julia Roberts itu menampilkan alam dan budaya Bali sebagai sisi utama film tersebut. ”Ini membuat Bali semakin moncer,” papar pejabat yang merangkap kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan, dan Perindustrian Pemprov Bali itu. (*/c10/oni)