Buah Merah dan Khasiatnya Bagi Wanita Menopause

- Senin, 16 Desember 2019 | 11:28 WIB

dr. Hermanus Suhartono, S., SpOG(K)., memimpin penelitian eksperimental untuk melihat dampak dari mengonsumsi ekstrak buah merah. Seperti apa hasil penelitiannya ?

Laporan: GRATIANUS SILAS, Jayapura

 

Tanah Papua, tanah yang kaya, surga kecil jatuh ke bumi. Seluas tanah, sebanyak madu, adalah harta harapan. Itulah sepenggal lirik lagu berjudul “Aku Papua” yang dipopulerkan oleh Edo Kondologit.

Papua memang sangat kaya akan sumber daya alamnya. Salah satunya Buah Merah (Pandanus Conoideus). Merupakan tanaman khas Papua dan umumnya dimanfaatkan sebagai bahan pangan oleh masyarakat etnis Melanesia.

Beberapa tes atau penelitian telah dilakukan untuk melihat khasiat buah ini. Hasilnya, ekstrak buah ini aman untuk dikonsumsi. Bahkan dikatakan mampu menghambat pertumbuhan tumor, menguatkan sistem imun, serta mengurangi gula darah.

Tak ayal, Buah Merah menjadi populer di masyarakat, bahkan sering dijadikan suplemen.

Potensi Buah Merah ini juga mampu memberi dampak bermakna bagi masyarakat Papua yang tinggal di pedalaman, yang sulit mengakses pengobatan modern.

Berangkat dari penelitian dasar itu, tim dokter RSUD Jayapura yang dipimpin dr. Hermanus Suhartono, S., SpOG(K)., mengembangkan penelitian Buah Merah.

Dalam hal ini, penelitian tentang ekstrak Buah Merah sebagai terapi untuk wanita menopause (wanita berusia 45 - 66 yang tak lagi mengalami menstruasi), etnis Melanesia dan Melayu.

Menurut dr. Hermanus Suhartono, terdapat dua fokus dalam penelitian tersebut. Pertama, untuk mengetahui apakah ekstrak Buah Merah memiliki dampak terhadap kadar estrogen darah pada wanita menopause. Baik etnis Melanesia maupun Melayu di Jayapura.

Kemudian, mengetahui pula dampak ekstrak Buah Merah terhadap gejala menopause yang dialami wanita.

Selama 4 bulan, penelitian dilakukan di klinik Obstetri dan Ginekologi RSUD Jayapura.

“Sebagian besar wanita menopause yang datang berobat disebabkan oleh kadar hormonal estrogen yang rendah. Ini merupakan hormon yang berperan penting guna mencegah proses oksidasi kolestrol jahat (LDL). Estrogen juga memegang peranan dalam menyeimbangkan kadar kolestrol jahat dan kolestrol baik di dalam tubuh,” ungkap dr. Hartono saat ditemui Cenderawasih Pos, akhir pekan kemarin.

“Makanya, saat seorang wanita memasuki masa menopause, maka akan kehilangan fungsi penyeimbang tersebut, sehingga kadar kolestrol di dalam tubuhnya akan lebih sulit terkontrol,” sambungnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puncak Arus Balik Sudah Terlewati

Selasa, 16 April 2024 | 13:10 WIB

Temui JK, Pendeta Gilbert Meminta Maaf

Selasa, 16 April 2024 | 10:35 WIB

Berlibur di Pantai, Waspada Gelombang Alun

Senin, 15 April 2024 | 12:40 WIB

Kemenkes Minta Publik Waspada Flu Singapura

Minggu, 14 April 2024 | 07:12 WIB

Kemenkes Minta Publik Waspada Flu Singapura

Sabtu, 13 April 2024 | 15:55 WIB
X