SAMARINDA–Masyarakat Kota Tepian tampaknya harus banyak bersabar. Sebab, Jembatan Mahakam IV atau yang kerap disebut Jembatan Kembar, diperkirakan baru bisa dioperasikan pada Maret tahun depan. "Ya bulan ini uji beban. Mungkin Maret ini baru dibuka," kata Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi.
Maret diperkirakan jembatan bisa dioperasikan mengingat setelah uji beban, Komisi Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) bakal mengeluarkan rekomendasi. Gunanya untuk mendorong Pemprov Kaltim melaksanakan perbaikan pembangunan jembatan tersebut atau hal-hal lain yang harus dipenuhi.
Hasil rekomendasi ini diharapkan segera dilakukan dan jembatan bisa dinikmati.
Jembatan ini dibangun dengan panjang bentang 220 meter, lebar 16,9 meter, dan tinggi 22 meter. Pembiayaannya menggunakan APBD Kaltim dan dilanjutkan dengan multiyears contract (MYC). Anggaran jalan pendekat sisi Samarinda Kota senilai Rp227,7 miliar dan sisi Samarinda Seberang Rp 228,8 miliar.
Sementara itu, bentang tengah diperkirakan sekitar Rp184,2 miliar. Total anggaran dibutuhkan untuk Jembatan Mahakam IV Rp 640 miliar. Namun, Pemprov Kaltim ingin mempercantik jembatan ini seperti Jembatan Mahkota 2 dengan lampu tematik warna-warni impor senilai Rp 13 miliar.
Jembatan Mahakam IV menjadi jembatan yang akan menunjang lalu lintas masyarakat Samarinda Seberang, Palaran, dan Loa Janan Ilir menuju pusat kota. Sebelumnya, hanya ada Jembatan Mahakam yang kewalahan menampung lalu lintas masyarakat. Apalagi saat jam-jam sibuk.
Jembatan Mahakam tak hanya renta, tetapi juga rawan. Belasan kali jembatan ditabrak. Legislator Komisi III DPRD Kaltim Syafruddin pun sempat meminta agar kolong jembatan Mahakam ditutup sementara.
"Harus ada sanksi yang berefek jera. Agar jembatan tidak ditabrak lagi," ucap Syafruddin seusai rapat dengar pendapat dengan Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN).
Padahal, lalu lintas kapal sudah diatur sesuai pasang surut air. Namun, kejadian tabrakan masih terjadi karena pengemudi kapal yang lalai.
Dibangunnya jembatan baru di sisi Jembatan Mahakam akan membuat titik beban jembatan terpecah. Di sisi lain, masyarakat juga tidak lagi terpaksa menikmati senja di tengah kemacetan, karena ingin pulang ke rumah di seberang pusat Kota Samarinda. (nyc/dwi/k8)