SETELAH menunggusuaminya yang tidak kunjung pulang, Rusmia (52) akhirnya berinisiatif mendatangi tempat kerja sang suami, Muhammad Sirih (54), Jumat (13/12). Namun, saat tiba di mes karyawan sekitar pukul 17.00 Wita, Rusmia mendadak lemas.
Air mata tiba-tiba membasahi pipinya. Suaminya yang tak kunjung pulang didapati tergeletak tidak bernyawa dengan posisi tengkurap. Pakaian korban tak berubah sejak berangkat bekerja sebagai wakar di tempat itu. Dia mengenakan kaus cokelat bergaris. Pada bagian kerah terdapat bercak darah.
Darah itu berasal dari pelipis kiri Sirih yang luka menindis sebuah piring. Penemuan jasad Sirih di dalam kamar mes sontak mengejutkan pekerja lain. Kabar kematian Sirih yang begitu mendadak membuat seluruh rekannya kaget. Petugas kepolisian dari Polsek Sungai Pinang yang mendengar informasi penemuan jasad Sirih bergegas menuju lokasi penemuan.
Kapolsek Sungai Pinang AKP Ramadhanil melalui Kanit Reskrim Ipda Fahrudi menjelaskan, Sirih bekerja sebagai wakar atau penjaga malam di PT Waskita Hutama Wika Karya (KSO) di sekitar Bandara APT Pranoto. Kamis pagi (11/12), Sirih pamit untuk bekerja. Namun, tak kunjung pulang hingga keesokan harinya.
"Istrinya tahu di mes karena ada motornya di depan, pintunya terkunci, sempat dipanggil tapi nggak ada balasan, barulah didobrak," terang Fahrudi.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), lanjut Fahrudi, luka robek di pelipis kiri karena terbentur kaki kursi yang ada di dalam mes. Perut korban juga lebam. "Luka robek pelipis kiri dan lebam itu diduga kuat karena terbentur saat terjatuh dari tempat tidur," kata Kapolsek.
Sedangkan penyebab kematian pria tersebut diduga karena sakit jantung yang telah lama diderita. "Dari keterangan istrinya, dia (Sirih) mengidap sakit jantung," imbuhnya.
Jenazah korban sempat divisum di RSUD AW Sjahranie, kemudian dibawa pihak keluarga ke rumah duka di Jalan Poros Samarinda-Bontang, RT 11, Samarinda Utara, untuk segera dimakamkan. (*/dad/kri/k8)