Pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kaltim berdampak domino. Salah satunya, keperluan daya listrik yang lebih besar.
BALIKPAPAN–Selaininfrastruktur jalan, kelistrikan di pusat pemerintahan IKN baru di Kaltim jadi prioritas. PT PLN (Persero) memperkirakan, setrum yang diperlukan sekitar 190 megavolt ampere.
Daya sebesar itu untukmengaliri istana presiden dan wakil presiden, kantor lembaga negara, baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif. Hingga taman budaya dan botanical garden yang direncanakan di dalam kawasan pusat pemerintahan IKN baru nanti.
Berdasar data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), tahapan pembangunan infrastruktur di IKN baru dimulai pada 2021–2024. Diawali dari kawasan pusat pemerintahan di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU).
General Manager (GM) PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Kaltim dan Kaltara (Kaltimra) Sigit Witjaksono menerangkan, keperluan listrik di pusat pemerintahan IKN baru mengacu pada pemetaan kebutuhan listrik di IKN saat ini. Yakni, setara keperluan setrum perkantoran di DKI Jakarta. Dengan akumulasi daya listrik sebesar 190 megavolt ampere.
“Kami cek daya di kantor pemerintahan di DKI Jakarta saat ini. Ternyata diperlukan 190 MVA (megavolt ampere),” katanya. Lanjut dia, setelah pihaknya menghitung rata-rata kehidupan modern, konsumsi listrik per kapita 2 ribu per kilowatt hour (kWh).
“Maka diperlukan tambahan daya sebesar 800 megavolt ampere,” imbuh pria berkacamata itu. Dengan kata lain, keperluan listrik itu meningkat empat kali lipat dari kebutuhan sekarang di Jakarta.
Sigit menerangkan, perencanaan daya tersebut belum masuk Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2018–2028. Karena pemindahan IKN ke Kaltim baru diumumkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2019.
Dengan demikian, perlu revisi RUPTL untuk pengembangan 2020–2029. PLN memerlukan kapasitas tambahan trafo sebanyak 453 MVA. Lalu, pembangunan transmisi sepanjang 120 kilometer sirkuit (KMS) dan distribusi sepanjang 2.200 KMS. Juga, ada bauran energi yang bisa disuplai energi baru terbarukan (EBT).
“Untuk estimasi biaya yang diperlukan masih kasar. Sebab, lokasinya di titik mana, belum ditetapkan. Jadi, hitungan sementara memerlukan biaya sekitar Rp 11 triliun. Untuk pengembangan kelistrikan dengan keandalan yang tinggi,” jabar dia.
KABEL BAWAH TANAH
Belajar dari sistem kelistrikan di DKI Jakarta saat ini, kata Sigit, IKN baru nanti menerapkan distribusi listrik flower system seperti di Singapura. Yakni, disuplai daya listrik minimal dari dua subsistem.
Kemudian, distribusinya menggunakan automasi dengan desain gardu induk tidak terbuka. Tetapi menggunakan gas insulated. Yakni, sistem penghubung dan pemutus jaringan listrik yang dikemas menggunakan gas.